Konsep
Dasar Agroekology
·
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Sedangkan ekologi tumbuhan adalah ilmu pengetahuan yang secara
spesifik mempelajari interaksi tumbuh tumbuhan dengan lingkungannya.
·
Lingkungan sebagai suatu
faktor ekologi yang terdapat di sekitar tumbuh-tumbuhan dan makhluk hidup
lainnya dapat terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik
(makhluk hidup) adalah lingkungan yang terdiri dari semua unsur makhluk hidup
yang ada (tumbuhan, hewan atau mikrobiota) dan lingkungan tak hidup (abiotik),
misalnya habitat, air, dan cahaya.
·
Habitat sebagai faktor
lingkungan tempat tinggal makhluk hidup dalam melaksanakan kehidupannya akan
mempengaruhi kehidupan tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya. Misalnya air,
bahan-bahan mineral dan nutrien, serta cahaya matahari adalah faktor abiotik
yang berguna untuk proses sintesis. Hasil fotosintesis tersebut, misalnya
karbohidrat kemudian dapat dimanfaatkan pula oleh makhluk hidup lain sebagai
sumber energi.
·
Dalam suatu sistem ekologi,
tumbuhan sebagai satu kesatuan makhluk hidup secara individu disebut jenis atau
spesies, yang kemudian berkelompok dengan sesama jenisnya membentuk populasi
tumbuhan. Kumpulan berbagai jenis tumbuhan bersamasama membentuk komunitas
tumbuhan.
·
Dalam Ekologi Tumbuhan
kadang-kadang kajian tentang aspek ekologinya hanya pada tingkat populasi
tumbuh-tumbuhannya saja. Kajian tersebut dinamakan autekologi (ekologi
populasi), misalnya tentang aspek tahap-tahap kehidupannya atau respon dan
penyesuaian diri terhadap faktor lingkungan. Jika kajiannya meliputi berbagai
populasi tumbuhan dari bermacam-macam jenis (masyarakat tumbuhan) maka
kajiannya disebut sinekologi (ekologi komunitas), misalnya interaksi tumbuh-
tumbuhan satu sama lain dalam memanfaatkan air dan nutrien atau persebarannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekologi tumbuhan :
1. CAHAYA
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang
sangat penting sebagai sumber energi utama bagi ekosistem. Ada tiga aspek
penting yang perlu dikaji dari faktor cahaya, yang sangat erat kaitannya dengan
sistem ekologi, yaitu:
·
Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang.
·
Intensitas cahaya
atau kandungan energi dari cahaya.
·
Lama penyinaran,
seperti panjang hari atau jumlah jam cahaya yang bersinar setiap hari.
·
Kualitas
Cahaya
Secara fisika, radiasi matahari merupakan
gelombang- gelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak
semua gelombang- gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk
mencapai permukaan bumi. Umumnya kualitas cahaya tidak memperlihatkan perbedaan
yang mencolok antara satu tempat dengan tempat lainnya, sehingga tidak selalu
merupakan faktor ekologi yang penting.
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk
mengelola cahaya dengan panjang gelombang antara 0,39 – 7,6 mikron. Klorofil
yang berwarna hijau mengasorpsi cahaya merah dan biru, dengan demikian panjang
gelombang itulah yang merupakan bagian dari spectrum cahaya yang sangat
bermanfaat bagi fotosintesis.
Pada ekosistem daratan kualitas cahaya
tidak mempunyai variasi yang berarti untuk mempengaruhi fotosintesis. Pada
ekosistem perairan, cahaya merah dan biru diserap fitoplankton yang hidup di
permukaan sehingga cahaya hijau akal lewat atau dipenetrasikan ke lapisan lebih
bawah dan sangat sulit untuk diserap oleh fitoplankton.
Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum jelas. Yang
jelas cahaya ini dapat merusak atau membunuh bacteria dan mampu mempengaruhi
perkembangan tumbuhan (menjadi terhambat), contohnya yaitu bentuk- bentuk daun
yang roset, terhambatnya batang menjadi panjang
·
Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi
merupakan aspek cahaya terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan
sebagai tenaga pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat
bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu/temporal.
Intensitas cahaya terbesar terjadi di
daerah tropika, terutama daerah kering (zona arid), sedikit cahaya yang
direfleksikan oleh awan. Di daerah garis lintang rendah, cahaya matahari
menembus atmosfer dan membentuk sudut yang besar dengan permukaan bumi.
Sehingga lapisan atmosfer yang tembus berada dalam ketebalan minimum.
Intensitas cahaya menurun secara cepat
dengan naiknya garis lintang. Pada garis lintang yang tinggi matahari berada
pada sudut yang rendah terhadap permukaan bumi dan permukaan atmosfer, dengan
demikian sinar menembus lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan mengakibatkan
lebih banyak cahaya yang direfleksikan dan dihamburkan oleh lapisan awan dan
pencemar di atmosfer.
^^Kepentingan
Intensitas Cahaya
Intensitas
cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Kanopi suatu vegetasi akan
menahan dann mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga ini akan menentukan jumlah
cahaya yang mampu menembus dan merupakan sejumlah energi yang dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan dasar. Intensitas cahaya yang berlebihan dapat
berperan sebagai faktor pembatas. Cahaya yang kuat sekali dapat merusak enzim
akibat foto- oksidasi, ini menganggu metabolisme organisme terutama kemampuan
di dalam mensisntesis protein.
^^Titik
Kompensasi
Dengan
tujuan untuk menghasilkan produktivitas bersih, tumbuhan harus menerima
sejumlah cahaya yang cukup untuk membentuk karbohidrat yang memadai dalam
mengimbangi kehilangan sejumlah karbohidrat akibat respirasi. Apabila semua
faktor- faktor lainnya mempengaruhi laju fotosintesis dan respirasi diasumsikan
konstan, keseimbangan antara kedua proses tadi akan tercapai pada sejumlah
intensitas cahaya tertentu.
Harga
intensitas cahaya dengan laju fotosintesis (pembentukan karbohidrat), dapat
mengimbangi kehilangan karbohidrat akibat respirasi dikenal sebagai titik kompensasi. Harga titik kompensasi
ini akan berlainan untuk setiap jenis tumbuhan.
^^Heliofita
dan Siofita
Tumbuhan
yang teradaptasi untuk hidup pada tempat –tempat dengan intensitas cahaya yang
tinggi disebut tumbuhan heliofita. Sebaliknya
tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah cahaya yang rendah, dengan titik
kompensasi yang rendah pula disebut tumbuhan yang senang teduh (siofita),
metabolisme dan respirasinya lambat. Salah satu yang membedakan tumbuhan
heliofita dengan siofita adalah tumbuhan heliofita memiliki kemampuan tinggi
dalam membentuk klorofil.
^^Cahaya
Optimal bagi Tumbuhan
Kebutuhan
minimum cahaya untuk proses pertumbuhan terpenuhi bila cahaya melebihi titik
kompensasinya.
v
Adaptasi Tumbuhan terhadap Cahaya Kuat
Beberapa
tumbuhan mempunyai karakteristika yang dianggap sebagai adaptasinya dalam
mereduksi kerusakan akibat cahaya yang terlalu kuat atau supraoptimal. Dedaunan
yang mendapat cahaya dengan intensitas yang tinggi, kloroplasnya berbentuk
cakram, posisinya sedemikian rupa sehingga cahaya yang diterima hanya oleh
dinding vertikalnya. Antosianin berperan sebagai pemantul cahaya sehingga
menghambat atau mengurangi penembusan cahaya ke jaringan yang lebih dalam.
·
Lama Penyinaran
Lama penyinaran relative antara siang dan
malam dalam 24 jam akan mempengaruhi fisiologis dari tumbuhan. Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme
terhadap lamanya penyinaran sinar matahari. Contoh dari fotoperiodisme adalah
perbungaan, jatuhnya daun, dan dormansi.
Di daerah sepanjang khatulistiwa
lamanya siang hari atau fotoperiodisme akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12
jam. Di daerah temperata/ bermusim panjang hari lebih dari 12 jam pada musim
panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim dingin.
Berdasarkan responnya terhadap periode
siang dan malam, tumbungan berbunga dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
^^Tumbuhan berkala panjang
Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang hari lebih dari 12
jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti gandum, bayam, dll.
^^Tumbuhan berkala pendek
Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih pendek dari
12 jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti tembakau dan bunga krisan.
^^Tumbuhan berhari netral
Tumbuhan yang tidak memerlukan periode panjang hari
tertentu untuk proses perbungaannya, misalnya tomat.
Apabila beberapa tumbuhan terpaksa
harus hidup di kondisi fotoperiodisme yang tidak optimal, maka pertumbuhannya
akan bergeser ke pertumbuhan vegetatif. Di daerah khatulistiwa, tingkah laku
tumbuhan sehubungan dengan fotoperiodisme ini tidaklah menunjukkan adanya
pengaruh yang mencolok. Tumbuhan akan tetap aktif dan berbunga sepanjang tahun
asalkan faktor- faktor lainnya dalam hal ini suhu, air, dan nutrisi tidak
merupakan faktor pembatas.
2. SUHU
Suhu merupakan salah satu faktor
lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk
tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung. Menurut Rai dkk (1998) suhu dapat berperan langsung hampir pada
setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam
tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi
faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju
evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju
kehilangan air dari organisme.
Sebenarnya sangat sulit untuk
memisahkan secara mandiri pengaruh suhu sebagai faktor lingkungan. Misalnya
energi cahaya mungkin diubah menjadi energi panas ketika cahaya diabsorpsi oleh
suatu substansi. Suhu sering berperan bersamaan dengan cahaya dan air untuk
mengontrol fungsi- fungsi dari organisme.
Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam
suatu lingkungan tetapi sulit untuk menentukan suhu yang bagaimana yang
berperan nyata, apakah keadaan maksimum, minimum atau keadaan harga rata-
ratanya yang penting.
1.
Variasi suhu
Sangat sedikit tempat- tempat di
permukaan bumi secara terus- menerus berada dalam kondisi terlalu panas atau
terlalu dingin untuk sistem kehidupan, suhu biasanya mempunyai variasi baik
secara ruang maupun secara waktu. Variasi suhu ini berkaitan dengan garis
lintang, dan sejalan dengan ini juga terjadi variasi local berdasarkan
topografi dan jarak dari laut.
Terjadi juga variasi dari suhu ini dalam
ekosistem, misalnya dalam hutan dan ekosistem perairan. Perbedaan yang nyata
antara suhu pada permukaan kanopi hutan dengan suhu di bagian dasar hutan akan
terlihat dengan jelas. Demikian juga perbedaan suhu berdasarkan kedalaman air.
Seperti halnya dengan faktor cahaya,
letak dari sumber panas ( matahari ), bersama- sama dengan putarannya bumi pada
porosnya akan menimbulkan variasi suhu di alam tempat tumbuhan hidup.
Jumlah panas yang diterima bumi juga
berubah- ubah setiap saat tergantung pada lintasan awan, bayangan tumbuhan
setiap hari, setiap tahun dan gejala geologi.
Begitu matahari terbit pagi hari,
permukaan bumi mulai memperoleh lebih banyak panas dibandingkan dengan yang
hilang karena radiasi panas bumi, dengan demikian suhu akan naik dengan cepat.
Setelah beberapa jam tercapailah suhu yang tinggi sekitar tengah hari, setelah
lewat petang mulailah terjadi penurunan suhu maka bumi ini akibat reradiasi
yang lebih besar dibandingkan dengan radiasi yang diterima. Pada malam hari
penurunan suhu muka bumi akan bertambah lagi, panas yang diterima melalui
radiasi dari matahari tidak ada, sedangkan reradiasi berjalan terus, akibatnya
ada kemungkinan suhu permukaan bumi lebih rendah dari suhu udara disekitarnya.
Proses ini akan menimbulkan fluktuasi suhu seharian, dan fluktuasi suhu yang
paling tinggi akan terjadi di daerah antara ombak di tepi pantai.
Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu :
a.
Komposisi dan warna tanah, makin terang warna tanah makin banyak panas yang
dipantulkan, makin gelap warna tanah makin banyak panas yang diserap.
b.
Kegemburan dan kadar air tanah, tanah yang gembur lebih cepat memberikan respon pada
pancaran panas daripada tanah yang padat, terutama erat kaitannya dengan
penembusan dan kadar air tanah, makin basah tanah makin lambat suhu berubah.
c.
Kerimbunan Tumbuhan, pada situasi dimana udara mampu bergerak dengan bebas maka tidak ada
perbedaan suhu antara tempat terbuka dengan tempat tertutup vegetasi. Tetapi
kalau angin tidak menghembus keadaan sangat berlainan, dengan kerimbunan yang
rendah mampu mereduksi pemanasan tanah oleh pemancaran sinar matahari. Ditambah
lagi kelembaban udara dibawah rimbunan tumbuhan akan menambah banyaknya panas
yang dipakai untuk pemanasan uap air, akibatnya akan menaikan suhu udara. Pada
malam hari panas yang dipancaran kembali oleh tanah akan tertahan oleh lapisan
kanopi, dengan demikian fluktuasi suhu dalam hutan sering jauh lebih rendah
jika dibandingkan dengan fluktuasi di tempat terbuka atau tidak bervegetasi.
d.
Iklim mikro perkotaan, perkembangan suatu kota menunjukkan adanya pengaruh
terhadap iklim mikro. Asap dan gas yang terdapat di udara kota sering mereduksi
radiasi. Partikel- partikel debu yang melayang di udara merupakan inti dari uap
air dalam proses kondensasinya uap air inilah yang bersifat aktif dalam
mengurangi pengaruh radiasi matahari tadi.
e.
Kemiringan lereng dan garis lintang, kemiringan lereng sebesar 50 dapat mereduksi suhu sebanding dengan 450 km perjalanan
arah ke kutub.
Variasi suhu berdasarkan waktu/ temporal terjadi baik musiman maupun
harian, kesemua variasi ini akan mempengaruhi penyebaran dan fungsi
tumbuhan.
Suhu dan Tumbuhan
Suhu dan Tumbuhan
Kehidupan di muka bumi ini berada dalam
suatu bahan kisaran suhu antara 00 C sampai
dengan 500 C, dalam kisaran suhu ini individu tumbuhan mempunyai
suhu minimum, maksimum dan optimum yang diperlukan untuk aktifitas
metabolismenya. Suhu- suhu tadi yang diperlukan organisme hidup dikenal dengan suhu kardinal.
Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih
sama dengan suhu sekitarnya karena adanya pertukaran suhu yang terus- menerus
antara tumbuhan dengan udara sekitarnya.
Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan
sangat bevariasi, untuk tanaman di tropika, semangka, tidak dapat mentoleransi
suhu di bawah 150 – 180 C, sedangkan untuk biji- bijian tidak bisa hidup dengan
suhu di bawah minus 20 C – minus 50 C.
Sebaliknya konifer di daerah temperata masih bisa mentoleransi suhu sampai
serendah minus 300 C. Tumbuhan air umumnya mempunyai kisaran toleransi suhu
yang lebih sempit jika dibandingkan dengan tumbuhan di daratan.
Secara garis besar semua tumbuhan
mempunyai kisaran toleransi terhadap suhu yang berbeda tergantung pada umur,
keseimbangan air dan juga keadaan musim.
3. AIR
Air merupakan sumber kehidupan yang
tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air seluruh organisme tidak
akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai peranan yang penting karena
dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam
tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung
dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Air menutupi sekitar 70% permukaan
bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air
terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar
terutama terdapat di danau, sungai, air tanah (ground water) dan gunung es (glacier).
Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus
hidrologi yang berlangsung secara kontinu (Effendi, 2003).
a.
Sifat air
Menurut Benyamin Lakitan (2001) dan Hefni
Effendi (2003) air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh
senyawa kimia yang lain, yaitu.
1.
Berbentuk cair pada suhu ruang. Semakin besar ukuran molekul suatu senyawa maka
pada suhu ruang senyawa tersebut akan cenderung berbentuk cair. Sebaliknya jika
ukurannya kecil maka akan cenderung berbentuk gas.`Air yang berat molekulnya
sebesar 18 gr/mol berbentuk cair dalam suhu ruang karena adanya ikatan hidrogen
yang antara molekul-molekul air, sehingga tiap molekul air akan tidak mudah
terlepas dan berubah bentuk menjadi gas
2.
Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpan panas yang baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas
ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu yang lambat ini mencegah
terjadinya stress pada makhluk hidup
akibat perubahan suhu yang mendadak dan juga memelihara suhu bumi agar sesuai
dengan makhuk hidup.
3. Panas laten vaporisasi dan fusi yang tinggi. Panas
laten vaporisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 gr pada suhu
20oC. Sedangkan panas laten fusi adalah energi yang
dibutuhkan untuk mencairkan 1 gr es pada suhu 0oC. Besarnya
energi panas laten vaporisasi adalah 586 cal dan untuk panas laten fusi adalah
80 cal. Tingginya energi yang diperlukan untuk menguapkan air ini penting
artinya bagi tumbuhan dalam upaya menjaga stabilitas suhu daun melalui proses
transpirasi.
4. Viskositas (hambatan untuk pengaliran) rendah. Karena
ikatan-ikatan hidrogen harus diputus agar air dapat mengalir, maka ada anggapan
bahwa viskositas air akan tinggi. Tapi pada kenyataannya tidaklah demikian,
karena pada air dalam keadaan cair, setiap ikatan hidrogen dimiliki
bersama-sama oleh dua molekul air lainnya, sehingga ikatan hidrogennya menjadi
lemah dan mudah terputus. Inilah yang menyebabkan viskositas air rendah.
Viskositas air yang rendah ini menyebabkan air menjadi pelarut yang baik, sifat
ini memungkinkan unsur hara terlarut dapat diangkut ke seluruh jaringan tubuh
makhluk hidup dan mampu mengangkut bahan-bahan toksik yang masuk dan
mengeluarkannya ke luar tubuh.
5. Adanya gaya adhesi dan kohesi. Air bersifat polar
sehingga gaya tarik menarik antara molekul air dengan molekul lainnya (misalnya
dengan protein dan polisakarida penyusun dinding sel) akan mudah terjadi.
Adhesi merupakan daya tarik menarik antara molekul air yang berbeda. Kohesi
adalah daya tarik menarik antara molekul yang sama. Adanya kohesi dan adhesi
ini menyebabkan air dapat diangkut ke seluruh tubuh tumbuhan melalui jaringan xilem.
Selain itu juga menyebabkan adanya tegangan permukaan yang tinggi, ini
memungkinkan air mampu membasahi suatu bahan secara baik.
6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang meregang
ketika membeku. Ini berarti es memiliki kerapatan atau densitas (massa/volume)
yang lebih rendah dibandingkan air. Dengan demikian es akan mengapung di atas
air. Sifat ini mengakibatkan air permukaan yang berada di daerah beriklim
dingin hanya membeku dipermukaan saja sehingga organisme akuatik masih bisa
bertahan hidup.
b.
Jenis –jenis air
Secara umum air yang terdapat di bumi ini
digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Air tanah (ground water), adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah
dan tidak dapat dilihat secara langsung. Air tanah ditemukan pada lapisan akifer
yaitu lapisan yang bersifat porous
(mampu menahan air) dan permeable
(mampu memindahkan air). Pergerakan air tanah sangat lambat, kecepatan arus
berkisar antara 10-10-10-3 m/detik sehingga waktu
tinggal air (residence time)
berlangsung lama. Air tanah ini dibagi menjadi dua jenis yaitu air tanah
preatis dan air tanah artesis. Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya
tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air/impermeable. Sedangkan air tanah artesis
merupakan air tanah yang letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di
antara dua lapisan kedap air.
2. Air permukaan (surface water), adalah air yang terdapat di atas permukaan bumi dan
tidak terinfiltrasi ke dalam bumi. Contoh air permukaan seperti laut, sungai,
danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu perairan tergenang (lentik) dan perairan mengalir
(lotik). Perairan tergenang meliputi danau, waduk, kolam dan rawa. Pada umumnya
perairan lentik ini dicirikan dengan arus yang lambat (0,001-0,01 m/detik)
sehingga waktu tinggal air (residence
time) dapat berlangsung lama. Perairan mengalir salah satunya adalah
sungai, sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang dengan
kecepatan arus berkisar antara 0,1-1,0 m/detik.
c.
Sumber air
Secara umum ada beberapa sumber air yang dapat kita gunakan secara
langsung atau melalui pengolahan sederhana terlebih dahulu yaitu antara lain :
1.
Air dari PDAM. Air dari PDAM adalah termasuk air yang
bisa dikonsumsi secara langsung untuk kebutuhan sehari-hari: masak, mandi,
mencuci; air PDAM yang akan diminum harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini
kadang belum tersedia diberbagai tempat.
2.
Air hujan. Air hujan adalah air murni yang berasal
dari sublimasi uap air di udara yang ketika turun melarutkan benda-benda
diudara yang dapat mengotori dan mencemari air hujan seperti: gas (O2, CO2, N2,
dll), jasat renik, debu, kotoran burung, dll. Air hujan yang berasal dari
cucuran talang/genteng rumah di tampung dalam bak penampungan. Untuk mengindari
bahan-bahan pengotor dan pencemar yang berasal dari talang/genteng dan udara
caranya adalah waktu awal penampungan air hujan 15 menit setelah hujan turun.
Di bawah talang diberi saringan dari ijuk/kerikil/pasir. Dan sebelum diminum
air harus dimasak dahulu.
3. Mata air. Di
daerah pegunungan atau perbukitan sering terdapat mata air. Air mata air
berasal dari air hujan yang masuk meresap kedalam tanah dan muncul keluar tanah
kembali karena kondisi batuan geologis didalam tanah. Kondisi geologis
mempengaruhi kualitas air mata air, pada umumnya kualitasnya baik dan bisa
digunakan untuk keperluan sehari-hari, tetapi harus dimasak sebelum diminum.
4.
Air tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap
dan tertahan di dalam bumi. Air tanah dapat dibagi menjadi air tanah dangkal
dan air tanah dalam. Bagaimana mendapatkan air tanah caranya adalah dengan
mengebor atau menggali. Macam sumur untuk
mendapatkan air tanah adalah:
1. Sumur gali, adalah sarana mendapatkan air tanah dengan cara
menggali dan menaikkan airnya dengan ditimba.
2.
Sumur pompa tangan adalah sarana mendapatkan air
tanah dengan cara mengebor dan menaikkan airnya dengan pompa dengan tenaga
tangan.
3. Sumur pompa listrik adalah sarana mendapatkan air tanah dengan
cara mengebor dan menaikkan airnya dengan dipompa dengan tenaga listrik.
5.
Air permukaan. Air permukaan seperti air sungai, air
rawa, air danau, air irigasi, air laut dan sebagainya adalah merupakan sumber
air yang dapat dipakai sebagai bahan air bersih dan air minum tetapi perlu
pengolahan. Air permukaan sifatnya sangat mudah terkotori dan tercemar oleh
bahan pengotor dan pencemar yang mengapung, melayang, mengendap dan melarut di
air permukaan. Karena sifatnya yang demikian maka sebelum diminum air permukaan
perlu diolah terlebih dahulu sampai benar-benar aman dan memenuhi syarat
sebagai air bersih atau air minum.
d.
Siklus air (water cycle)
Karakteristik air dalam proses siklusnya
secara fisik memperlihatkan berbagai fase, mulai dari bentuk uap air di udara
sampai air dalam tanah. Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling
penting dalam atmosfer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga
14.000 meter. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau
mengembun) menjadi cairan, maka seluruh
permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air
terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk yaitu dalam bentuk uap yang tak kasat
mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir
merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju.
Siklus air adalah mekanisme transformasi
(pergerakan) air yang selalu terjadi setiap saat. Dalam proses transformasi
biasanya desertai dengan perubahan wujud, sifat dan mutu ataupun air tetap
dalam kondisi awal (Tersiawan, 2005). Secara garis besar transformasi itu dapat berupa evaporasi, transpirasi,
kondensasi, presipitasi dan perkolasi.
Ketika terjadi
hujan, airnya akan turun ke
permukaan bumi. Air ini sebagian akan mengalir ke permukaan bumi menuju ke
daerah yang lebih rendah dan bermuara di laut atau di danau. Sebagian lagi akan
terserap oleh bumi dan mengalir di dalam tanah atau tersimpan di dalam tanah
sebagai air tanah.
Siklus air ini digerakkan oleh
matahari. Panas yang dipancarkan oleh matahari akan membuat air laut, air
permukaan dan daratan menguap, bahkan air dari makhluk hidup pun ikut
mengalaminya (evaporasi dan transpirasi). Ketika uap air mendingin dan menjadi mampat terbentuklah
awan yang kemudian digerakkan oleh angin.
Angin ini akan membawa gumpalan-gumpalan awan ke daerah
yang memiliki tekanan temperatur yang lebih rendah. Jika awan yang dibawa oleh
angin ini melalui daerah pegunungan, maka gerakannya akan terhalang dan
didorong untuk naik lebih tinggi lagi. Karena temperatur akan semakin rendah
apabila semakin tinggi dari permukaan laut, maka awan yang mengandung uap air
tadi mencapai titik embunnya dan terbentuklah butiran-butiran air yang kemudian
jatuh kembali ke bumi sebagai air hujan (presipitasi).
Air hujan ini akan mengalir lagi di permukaan bumi, ke
daerah yang lebih rendah, dan sebagian diserap oleh bumi (perkolasi). Kemudian
terus menuju ke laut atau ke danau dan apabila terkena sinar matahari akan
menguap ke udara dan membentuk awan. Awan akan berkumpul dan kemudian dibawa
oleh angin dan mengembun dan berubah menjadi hujan. Begitulah seterusnya siklus
dari air yang berulang secara bergantian. Adapun proses siklus hidrologi dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
e.
Peranan Air bagi Tumbuhan
Menurut Rai (1998), air memiliki
beberapa peranan penting bagi tumbuhan yaitu antara lain :
1. Struktur Tumbuhan. Air merupakan bagian terbesar
pembentukan jaringan dari semua makhluk hidup. Antara 40% sampai 60% dari berat
segar pohon tersusun atas air. Cairan yang mengisi sel memiliki peran dalam
menjaga substansi tetap dalam keadaan yang tepat untuk menjalankan fungsi
metabolisme.
2. Sebagai Penunjang. Tumbuhan memerlukan air untuk
menunjang jaringan-jaringan yang tidak berkayu. Apabila sel-sel jaringan
tersebut memiliki cukup air, maka sel-sel tersebut akan berada dalam keadaan
kokoh. Air yang ada dalam sel tumbuhan tersebut nantinya akan menghasilkan
suatu tekanan yang disebut tekanan turgor. Dengan adanya tekanan turgor
tersebut akan menyebabkan sel mengembang dan apabila jumlah air tidak memadai
akan menyebabkan terjadinya proses plasmolisis.
3. Alat Angkut. Air di perlukan oleh tumbuhan sebagai
alat untuk mengangkut materi dan nutrisi di sekitar tubuhnya, dan menyalurkan
materi dan nutrisi tersebut ke bagian tumbuhan lainnya sebagai substansi yang
terlarut dalam air.
4. Pendinginan. Tumbuhan akan mengalami proses
transpirasi, akibat dari proses transpirasi tersebut akan menyebabkan tumbuhan
kehilangan air. Hilangnya sebagian air dari tumbuhan akan mendinginkan tubuh
tumbuhan tersebut dan menjaga tumbuhan dari pemanasan yang berlebihan sehingga
suhu tanaman menjadi konstan.
5.
Pelarut dan medium reaksi biokimia
6.
Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan pembesaran sel)
7.
Bahan baku fotosintesis
f.
Adaptasi tumbuhan terhadap kondisi ekstrim
Kekeringan merupakan situasi yang sering
di alami oleh tumbuhan. Suhu yang tinggi bisa juga memberikan pengaruh terhadap
kekurangan air bagi tumbuhan. Bila musim kering itu bersifat periodik dan
merupakan karakteristik daerah tersebut, maka tumbuhan yang ada disekitarnya
akan memperlihatkan penyesuaian dirinya. Berbagai cara penyesuaian terhadap
lingkungannya tergantung pada tumbuhan tersebut.
Warning mengelompokkan dunia tumbuhan
berdasarkan toleransinya terhadap air, yaitu antara lain :
1.
Hidrofit, merupakan kelompok tumbuhan yang hidup dalam air atau pada tanah yang
tergenang secara permanen.
2.
Halofita, merupakan kelompok tumbuhan yang tumbuh pada lingkungan berkadar garam
tinggi.
3.
Xerofita, kelompok tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup di daerah kering.
4.
Mesofita, kelompok tumbuhan yang bertoleransi pada kondisi air tanah yang tidak
terlalu ekstrim