FASE
PERTUMBUHAN PADI
Perhatikan fase tumbuhan padi di
atas.
Salah satu
pendekatan yang baik adalah mengenal fase pertumbuhan tsb. Mengapa? Sebab
setiap fase pertumbuhan tanaman memiliki ciri khas tersendiri. Saya ambil
contoh varietas padi yang berumur 120 hari.
1. Fase
Vegetatif. Fase ini
berlangsung sekitar 55-60 hari.
- Fase semai
/ pembibitan secara umum 20 hss
- Fase
vegetatif tanam 35-40 hst.
Di sebagian
petani ada yg memulai fase semai sampai 30 hss. Sehingga fase vegetatif tanam
menjadi berkurang. Yang seharusnya 35-40 hst menjadi 25-30 hari. Apa yang
terjadi? Tanaman kurang berkembang : jumlah anakkan sedikit ( malai juga
sedikit). Sebab masa vegetatif tanam yang pendek tak memberikan ruang/waktu
bagi tanaman untuk berkembang normal.
Di sebagian
petani ada yang memulai fase semai sampai 15 hst. Sehingga fase vegetatif tanam
menjadi 40-45 hst. Apa yang terjadi? tanaman bagus berkembang : jumlah anakkan
banyak ( malai juga banyak). Sebab memberikan ruang waktu yang optimun buat
masa vegetatif ini.
Makanya
dengan memakai Sistem Tanam SRI jumlah anakkan banyak (malai banyak) sebab
memberi ruang waktu yang optimun di masa vegetatif. Dengan fase semai sekitar 7
hss, sisanya waktu fase vegetatif tanama akan maksimal bagi perkembangan
tanaman.
Bagaimana
Umur Padi Genjah ?
Untuk umur
padi yang lebih genjah seperti Inpari maka umur semai harus diperhatikan betul.
Untuk inpari 10 yang berumur 108-116 hari dan varietas sejenis, diusahakan
pindah tanam di bawah umur 18 hss.
Untuk Inpari
13, inpari 19 dan sejenisnya, diusahakan pindah tanam bibit di bawah umur atau
sama dengan 15 hss.
Walaupun
varietas dengan umur genjah, perkembangan fase vegetatif tanam harus
diperhatikan.
2. Fase
Generatif. Fase ini
berlangsung sekitar 60-65 hari. Secara umum dibagi kedalam :
- Fase
Reproduktif 30 hari dan
- Fase
Pematangan 30-35 hari
1. Fase
vegetatif adalah awal
pertumbuhan tanaman, mulai dari perkecambahan benih sampai primordia bunga
(pembentukan malai).
- Tahap
Perkecambahan benih (germination)
Pada fase ini benih akan menyerap air dari lingkungan (karena perbedaan kadar
air antara benih dan lingkungan), masa dormansi akan pecah ditandai dengan
kemunculan radicula dan plumule.
Faktor yang
mempengaruhi perkecambahan benih adalah kelembaban, cahaya dan suhu. Petani
biasanya melakukan perendaman benih selama 24 jam kemudian diperam 24 jam lagi.
Tahan perkecambahan benih berakhir sampai daun pertama muncul dan ini
berlangsung 3-5 hari.
- Tahap
Pertunasan (seedling stage)
Tahap pertunasan mulai begitu benih berkecambah hingga menjelang anakan pertama
muncul. Umumnya petani melewatkan tahap pertumbuhan ini di persemaian. Pada
awal di persemaian, mulai muncul akar seminal hingga kemunculan akar sekunder
(adventitious) membentuk sistem perakaran serabut permanen dengan cepat
menggantikan radikula dan akar seminal sementara.
Di sisi lain
tunas terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus berkembang pada kecepatan
1 daun setiap 3-4 hari selama tahap awal pertumbuhan sampai terbentuknya 5 daun
sempurna yang menandai akhir fase ini.
Dengan
demikian pada umur 15 – 20 hari setelah sebar, bibit telah mempunyai 5 daun dan
sistem perakaran yang berkembang dengan cepat. Pada kondisi ini, bibit siap
dipindahtanamkan.
- Tahap
Pembentukan anakan (tillering stage)
Setelah kemunculan daun kelima, tanaman mulai membentuk anakan bersamaan dengan
berkembangnya tunas baru. Anakan muncul dari tunas aksial (axillary) pada buku
batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang.
Bibit ini
menunjukkan posisi dari dua anakan pertama yang mengapit batang utama dan
daunnya. Setelah tumbuh (emerging), anakan pertama memunculkan anakan sekunder,
demikian seterusnya hingga anakan maksimal.
Pada fase
ini, ada dua tahapan penting yaitu pembentukan anakan aktif kemudian disusul
dengan perpanjangan batang (stem elongation). Kedua tahapan ini bisa tumpang
tindih, tanaman yang sudah tidak membentuk anakan akan mengalami perpanjangan
batang, buku kelima dari batang di bawah kedudukan malai, memanjang hanya 2-4
cm sebelum pembentukan malai.
Sementara
tanaman muda (tepi) terkadang masih membentuk anakan baru, sehingga terlihat
perkembangan kanopi sangat cepat. Secara umum, fase pembentukan anakan
berlangsung selama kurang lebih 30 hari.
Pada tanaman
yang menggunakan sistem tabela (tanam benih langsung) periode fase ini mungkin
tidak sampai 30 hari karena bibit tidak mengalami stagnasi seperti halnya
tanaman sistem tapin yang beradaptasi dulu dengan lingkungan barunya sesaat
setelah pindah tanam.
Penggunaan
pupuk nitrogen (urea) berlebihan atau waktu aplikasi pemupukan susulan yang
terlambat memicu pembentukan anakan lebih lama (lewat 30 hst), namun biasanya
anakan yang terbentuk tidak produktif.
2. FASE
GENERATIF. Fase ini
berlangsung sekitar 55-60 hari.
A. Fase
Reproduktif
Tahap Inisiasi Bunga / Primordia (Panicle Initiation)
Perkembangan
tanaman pada tahapan ini diawali dengan inisiasi bunga (panicle initiation).
Bakal malai terlihat berupa kerucut berbulu putih (white feathery cone) panjang
1,0-1,5 mm.
Pertama kali
muncul pada ruas buku utama (main culm) kemudian pada anakan dengan pola tidak
teratur. Ini akan berkembang hingga bentuk malai terllihat jelas sehingga bulir
(spikelets) terlihat dan dapat dibedakan.
Malai muda
meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera
menyebabkan pelepah daun menggembung (bulge). Penggembungan daun bendera ini
disebut bunting sebagi tahap kedua dari fase ini (booting stage).
- Tahap
Bunting (booting stage)
Bunting terlihat pertama kali pada ruas batang utama. Pada tahap bunting, ujung
daun layu (menjadi tua dan mati) dan anakan non-produktif terlihat pada bagian
dasar tanaman.
- Tahap
Keluar Malai (heading stage)
Tahap selanjutnya dari fase ini adalah tahap keluar malai. Heading ditandai
dengan kemunculan ujung malai dari pelepah daun bendera. Malai terus berkembang
sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun.
Akhir fase
ini adalah tahap pembungaan yang dimulai ketika serbuk sari menonjol keluar
dari bulir dan terjadi proses pembuahan.
- Tahap
Pembungaan (flowering stage)
Pada pembungaan, kelopak bunga terbuka, antera menyembul keluar dari kelopak
bunga (flower glumes) karena pemanjangan stamen dan serbuksari tumpah (shed).
Kelopak bunga kemudian menutup. Serbuk sari atau tepung sari (pollen) jatuh ke
putik, sehingga terjadi pembuahan.
Struktur
pistil berbulu dimana tube tepung sari dari serbuk sari yang muncul (bulat,
struktur gelap dalam ilustrasi ini) akan mengembang ke ovary.
Proses
pembungaan berlanjut sampai hampir semua spikelet pada malai mekar. Pembungaan
terjadi sehari setelah heading. Pada umumnya, floret (kelopak bunga) membuka
pada pagi hari. Semua spikelet pada malai membuka dalam 7 hari. Pada
pembungaan, 3-5 daun masih aktif.
Anakan pada
tanaman padi ini telah dipisahkan pada saat dimulainya pembungaan dan
dikelompokkan ke dalam anakan produktif dan nonproduktif.
Fase
reproduktif yang diawali dari inisiasi bunga sampai pembungaan (setelah putik
dibuahi oleh serbuk sari) berlangsung sekitar 35 hari. Pemberian zat pengatur
tumbuh atau penambahan hormon tanaman (pythohormon) berupa gibberlin (GA3) dan
pemeliharaan tanaman dari serangan penyakit sangat diperlukan pada fase ini.
Perbedaan
lama periode fase reproduktif antara padi varietas genjah maupun yang berumur
panjan tidak berbeda nyata. Ketersediaan air pada fase ini sangat diperlukan,
terutama pada tahap terakhir diharapkan bisa tergenang 5 – 7 cm.
B. Fase
Pemasakan / Pematangan
- Tahap
matang susu ( Milk
Grain Stage )
Pada tahap
ini, gabah mulai terisi dengan bahan serupa susu. Gabah mulai terisi dengan
larutan putih susu, dapat dikeluarkan dengan menekan/menjepit gabah di antara
dua jari. Malai hijau dan mulai merunduk.
Pelayuan
(senescense) pada dasar anakan berlanjut. Daun bendera dan dua daun di bawahnya
tetap hijau. Tahap ini paling disukai oleh walang sangit. Pada saat pengisian,
ketersediaan air juga sangat diperlukan. Seperti halnya pada fase sebelumnya,
pada fase ini diharapkan kondisi pertanaman tergenang 5 – 7 cm.
- Tahap
gabah ½ matang (dough
grain stage)
Pada tahap ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak
dan akhirnya mengeras. Gabah pada malai mulai menguning. Pelayuan (senescense)
dari anakan dan daun di bagian dasar tanaman nampak semakin jelas. Pertanaman
terlihat menguning. Seiring menguningnya malai, ujung dua daun terakhir pada
setiap anakan mulai mengering.
- Tahap
gabah matang penuh (Mature
Grain Stage)
Setiap gabah matang, berkembang penuh, keras dan berwarna kuning. Tanaman padi
pada tahap matang 90 – 100 % dari gabah isi berubah menjadi kuning dan keras.
Daun bagian atas mengering dengan cepat (daun dari sebagian varietas ada yang
tetap hijau).
Sejumlah
daun yang mati terakumulasi pada bagian dasar tanaman. Berbeda dengan tahap
awal pemasakan, pada tahap ini air tidak diperlukan lagi, tanah dibiarkan pada
kondisi kering. Periode pematangan, dari tahap masak susu hingga gabah matang
penuh atau masak fisiologis berlangsung selama sekitar 35 hari.