Jumat, 31 Mei 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KADAR AIR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU PENGELOLAAN TANAH
KADAR AIR TANAH




Oleh
ALI MAHBUB SUYUTI
NPM 2110310020





FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
TAHUN 2012



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.( Web.Tani Muda.2010. Air Tanah)
Keberadaan air dalam tanah sangat penting, karena kekurangan maupun kelebihan air akan memberi pengaruh buruk bagi tanaman. Untuk itu kita perlu mengetahui kadar air dalam tanah. Sehubungan dengan ketersedian air bagi tanaman, terdapat faktor yang penting yaitu penahanan air tanah. Secara praktis air yang tertahan mempengaruhi kapasitas air untuk menyimpan air, ketersediaan air tanah bagi tanaman dan organisme lain.(Nurhidayati. 2006 Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.)



1.2  Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sbb :
a.       Untuk mengetahui cara pengukuran kadar air pada tanah.
b.      Untuk mengetahui berapa kadar air yang terdapat pada tanah yang dalam keadaan jenuh, kapasitas lapang dan kering udara.
c.       Mengetahui perbandingan kadar air pada tanah yang dalam keadaan jenuh, kapasitas lapang dan kering udara.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Tanah dan Kadar Air Tanah.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan,sedangkan kdar air tanah adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu (satuan volume atau massa). (Air tanah-Wikipedia Indonesia)
Air terdapat di dalam tanah ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan suatu sifat. (Blogspot.com.2010. Air Tanah dan Kadar Air Tana)
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan isi. Pada umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah lembab-berat kering oven) atau satuan persen (%).(Tani Muda. 2010. Air Tanah.)
Kadar air tanah dapat dinyatakan dengan persen volume (apabila pengukurannya menggunakan metode Volumetri) dan persen massa (apabila pengukurannya menggunakan metode Grafimetri). Rumus pengukuran air dengan metode Volumetri dan Grafimetri adalah sbb:
 



        (Nurhidayati,2006, Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah)

2.2 Kadar Air Tanah Juga di Pengaruhi oleh Tekstur Tanah.
Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula.

2.3. Penyerapan Air oleh Tanah.
Air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
(1)     Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
(2)     Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.

2.4 Jumlah Air yang Tersedia Bagi Tanaman.
Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini perlu dipahami, yaitu:
(1)   Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).
(2)   Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari.
(3)   Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu permanen.
Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar. Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm = 1,0127 bar.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. (Tani Muda. Air Tanah.2010)
Air tanah ditahan oleh partikel tanah dengan beberapa tingkatan sebagai berikut :
(1)   Kapasitas Penahanan Makksimum (Jenuh)
(2)   Kapasitas Lapang
(3)   Koefisien Layu
(4)   Koefisien Higroskopis.
Kalau pemberian air di permukaan tanah baik melalui air hujan ataupun irigasi masih terus berlangsung hingga seluruh ruang pori tanah baik makro maupun mikro terisi oleh air dan udara terdesak keluar selanjutnya membasahi bagian bawah tanah, terjadi pergerakan air ke bawah, kondisi ini disebut kondisi jenuhair (kapasitas penahan maksimum) lalu bila pemberian air dihentikan, masih akan terjadi pergerakan air ke bawah. Setelah sehari pergerakan kebawah praktis berhenti dan sebagian ruang pori mekro terisi oleh udara, air berada pada ruang pori mikro dan pori kapiler ini lah yang disebut dengan kondisi kapasitas lapang. Air Air yang mengisi ruang pori makro tidak lagi tertahan,sebagian lagi menguap dan  sebagian lagi diserap oleh tanaman,diganti oleh udara tanah yang mengisi pori mikro.sedangkan pada pori mikro masih terdapat air yang dapat diambil oleh tanaman  dan organisme lain.pergerakan air kebawah secara cepat terhenti,tetapi pergerakan air secara lambat masih berlangsung ,yakni merupakan pergerakan kapiler yang berlangsung dalam pori mikro.bila kondisi ini berlangsung terus maka tanaman akan menyerap arir dengan cepat,dan menurunkan jumlah air  dalam tanah.begitu tanah mongering,tanaman akan memperlihatkan pengaruh kekeringan (layu),baik siang hari maupun malam hari.pada keadaan ini air tanah dikatakan berada pada koefisien layu.bila kita oven,tanah itu akan kehilanga air yang berupa cairan dan pori mikro terkecil.sisa air yang tinggal merupakan air yang terdapat pada permukaan koloid,air itu terikat kuatdan tidak lagi bersifat seperti cairan.kodisi ini disebt kondisi higropkopis.
Sebagian besar data laboratorium  baik fisika maupun kimia dinyatakan dengan dasar tanah kering oven.untuk persentase dari contoh tanah kering udara yang akan dianalisa harus ditantukan.akan tetapi penentuan dri persentase ini agak mustahil,karena memerlukan pemishan air menjadi bagian dari air tanah,dan merupakan padatan tanah ,organic maupun anorganik,serta komponen tanah lainnya seperti mineral.untuk alasan ini,suatu metode yang berbeda,dan tampaknya tidak satu pun metode yang dapat menghasilkan data yang tepat untuk semua tanah.kadar air tanah dapat dinyatakan secara gravimetric (% berat) dan volumetric (% volume) keduanya menggunakan contoh tanah yang berbeda.(Nurhidayati. 2006 Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.)

2.5 Fungsi Air Bagi Pertumbuhan Tanaman.
Beberapa fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah:
(1)   Sebagai unsur hara tanaman: Tanaman memerlukan air dari tanah bersamaan dengan kebutuhan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
(2)   Sebagai pelarut unsur hara: Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut.
(3)   Sebagai bagian dari sel-sel tanaman: Air merupakan bagian dari protoplasma sel tanaman.

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah yaitu :
(1)   Tekstur tanah
(2)   Kadar bahan organic tanah
(3)   Senyawa kimia
(4)   Kedalaman solum
selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman ,factor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi terhadap kekeringan,serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.(Hanafiah K.A. 2005. hal 115- 117 )
















BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1  Alat dan Bahan.
·         Beaker glass 250 cc      
·         Kertas saring/tissu
·         Pipa kapiler
·         Plastik (lembaran)
·         Karet gelang
·         Timbangan
·         Contoh tanah biasa
·         Hand sprayer
·         Kaleng oven
·         Oven
3.2    Cara Kerja
3.2.1 Menentukan Kadar Air Tanah Kering Udara.
·         Pertama-tama dilakukan  penimbangan kaleng oven, selanjutnya tanah yang tersedia dihaluskan lalu dimasukan kedalam kaleng oven kemudian dilakukan penimbangan tanah beserta kalengnya.
·         Biarkan selama satu hari, setelah itu dilakukan pengovenan selama 24 jam pada suhu oven 105oC.
·         Setelah 24 jam keluarkan tanah yang di oven lalu dilakukan penimbangan kembali.
3.2.2  Menentukan Kadar Air Tanah Jenuh.
·         Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang kaleng oven yang akan digunakan untuk wadah sampel.
·         Langkah selanjutnya adalah menyiapkan beaker glass dan meletakan kertas saring/tissu di dasar beaker glass .
·         Tanah yang sudah dihaluskan kemudian dimasukan kedalam beaker glass hingga 250 cc, lalu tanah dibasahi dengan cara menyemprotkan air  hingga air meresap sampai 1/3 bagian.
·         Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel dengan langsung mengambil tanah bagian atas (tanah pada beaker glass yang masih jenuh akan air).
·         Kemudian tanah tersebut dimasukan kedalam kaleng oven dan ditimbang.
·         Biarkan selama satu hari kemudian oven selama 24 jam  pada suhu oven 105oC.
·         Setelah 24 jam tanah yang di oven dikeluarkan lalu dilakukan penimbangan kembali
3.2.3 Menentukan Kadar Air Kapasitas lapang.
·         Sampel tanah sisa dari percobaan 3.2.2 (cara kerja 3.2.2) yang ada pada beaker glass dipasang pipa kapiler ditengahnya lalu tutupi permukaan beaker glass dengan plastik (keciali pipa kapiler) dan eratkan dengan karet.
·         Kemudian dibiarkan tanah selama satu hari, lalu setelah satu hari penutup plastiknya dibuka.
·         Selanjutnya dilakukan penimbangan kaleng oven yang akan digunakan sebagai wadah.
·         Setelah  penimbangan kaleng oven selesai dilakukanlah pengambilan sampel tanah dan diletakan di dalam kaleng oven, lalu dilakukan penimbangan.
·         Pekerjaan selanjutnya adalah mengoven sampel tanah tersebut selama 24 jam pada suhu oven 105oC
·         Setelah 24 jam tanah yang di oven dikeluarkan dan kemudian dilakukan penimbangan kembali.





           











BAB IV
HASIL PENGAMATAN.

Hasil atau data yang didapat pada pengamatan dilaboratorium disajikan pada tabel berikut :
    Tabel 1. Hasil pengamatan.
Sample
Berat Kaleng
Berat Tanah+Kaleng (SO)
Berat Tanah+Kaleng (KO)
Jenuh
3,43
24,41
17,27
Kapasitas Lapang
3,54
22,38
18,61
Kering udara
3,51
23,92
22,36


BAB V
PERHITUNGAN

   Dari data diatas maka dapat kita cari :
a.      Berat Tanah (SO dan KO)
Berat tanah SO = (Berat tanah SO+Berat kaleng n ) – berat kaleng n.
Berat tanah KO = (Berat tanah KO+Berat kaleng n) – berat kaleng n.
Jadi :
·         Sampel jenuh
Berat tanah SO            = 24,41 - 3,43 = 20,98
Berat tanah KO           = 17,27 – 3,34 = 13,84
·         Sampel Kapasitas Lapang
Berat tanah SO            = 22,38 - 3,54 = 18,84
Berat tanah KO           = 18,61 - 3,54 = 15,07
·         Sampel Kering Udara
Berat tanah SO            = 23,92 - 3,51 = 20,41
Berat tanah KO           =  22,36- 3,51 = 18,85
b.      Berat Air Tanah
Berat air tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Berat Air = Berat tanah SO – Berat tanah KO.
Jadi :
·         Berat air Sampel jenuh                        : 20,98 – 13,84 =7,14
·         Berat air Sampel Kapasitas lapang      : 18,84 – 15,07 = 3,77
·         Berat air Sampel Kering udara            : 20,41 – 18,85 = 1,56

c.       Kadar Air Persen Massa

Massa Air
 
Rumus penghitungan Kadar Air persen massa adalah sebagai berikut :

X 100 (%)
 

KA % Massa =
 

Massa Padatan
 
 

                Atau sama juga dengan rumus sebagai berikut :
 



            Jadi :
·        

13,84
 

KA % Massa =
 

20,98 – 13,84
13,84

 

X 100 (%)
 
Sampel Jenuh



= 51,59 %

·         Sampel Kapasitas Lapang
 




= 25,02 %       

·         Sampel Kering udara
 




= 8,28 %




            Tabel 2. Hasil perhitungan.
Sample
Berat Kaleng
Berat Tanah+Kaleng (SO)
Berat Tanah+Kaleng (KO)
Berat Tanah (SO)
Berat Tanah (KO)
Berat Air
KA Tanah (% massa)
Jenuh
3,43
24,41
17,27
20,98
13,84
7,14
51,59
Kapasitas Lapang
3,54
22,38
18,61
18,84
15,07
3,77
25,02
Kering udara
3,51
23,92
22,36
20,41
18,85
1,56
8,28

Data pengamatan
 
   Keterangan.

Hasil perhitungan
 
 




















BAB VI
PEMBAHASAN
Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi:
1.      Faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah :
·         Banyaknya curah hujan atau suplay air, ini berkorelasi positif terhadap kadar air tanah semakin banyak curah hujan maka kadar air tanah akan semakin banyak pula, namun ini juga sangat bepengaruh pada kemampuan tanah memegang air.
·         Kemampuan tanah memegang air, semakin baik kemampuan tanah memegang air maka air yang tersimpan pada tanah (KA tanah) juga akan semakin banyak/tinggi.
Kemampuan tanah memegang air dipengaruhi oleh :
ü    Kandungan bahan organik, semakin banyak bahan organik maka kemampua tanah menyimpan air akan semakin baik.
ü   Tekstur tanah, tekstur tanah juga mempengaruhi pori-pori tanah, tanah yang kasar akan lebih banyak memiliki pori makro daripada tanah denngan tekstur halus sehingga daya penyimpanan airnya lebih rendah daripada tanah dengan tekstur halus.
·         Besarnya evaporasi, semakin besar tingkan evaporasi maka akan semakin banyak air yang hilang dari tanah sehingga KA tanah akan berkurang.
·         Senyawa kimia, semakin banyak senyawa kimia pada tanah maka kadar air tanah akan semakin menurun.
·         Topografi, topografi mempengaruhi penyerapan air pada tanah, pada tipografi yang datar air akan cepat terseram oleh tanah dan penyerapannya merata, pada topografi lereng maka air yang terserap oleh tanah akan lebih sedikit karena air bergerak bebas (mengalir) sedang pada topografi cekung apabila ada air maka tanah dibawahnya akan jenuh oleh air dan bahkan berlebihan (air akan menggenang)
Karena faktor-faktor diatas maka sangat mungkin terdapat perbedaan KA tanah sehingga berdasarkan perbedaan tanah dalam  menahan air maka air tanah yang tertahan dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan yaitu, jenuh, kapasitas lapang dan kering udara.


1.      KA Tanah pada Kondisi Jenuh.
Berdasarkan pengamatan, Tanah dalam keadaan jenuh memiliki angka KA yang paling tinggi dibanding tanah dalam kondisi kapasitas lapang dan kering udara, ini dikarenakan pada kondisi jenuh, seluruh pori-pori (pori makro, messo, dan mikro) atau ruang pada tanah dipenuhi/terisi oleh air. Sedangkan pada kapasitas lapang dan kering udara tidak semua pori-pori tanahnya di penuhi/terisi air.
2.      KA Tanah pada Kondisi kapasitas lapang.
Tanah dalam kondisi kapasitas lapang memiliki angka KA yang lebih rendah dari pada KA pada tanah dalam konisi jenuh namun lebih tinggi daripada KA tanah dalam kondisi kering udara, ini dikarenakan pada kondisi kapasitas lapang sebagian ruang pori makro sudah terisi udara akibat dari menguapnya sebagian air pada pori-pori makro itu, namun pada ruang pori mikro dan messo masih terisi air. 
3.      KA Tanah pada Kondisi kering udara.
Tanah dalam keadaan kering udara memiliki angka KA paling rendah dibanding KA pada tanah yang dalam keadaan jenuh dan kapasitas lapang ini dikarenakan pada kondisi kering udara air hanya tersedia pada pori mikronya saja sedang air pada pori makro dan meso telah menguap dan digantikan/terisi udara.














BAB VII
KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Kadar air tanah dalam kondisi jenuh : 51,59 % kapasitas lapang : 25,02 % dan kering udara : 8,28 %
2.      Kadar air tertinggi terdapat pada tanah dalam kondisi jenuh
3.      Kadar air pada tanah yang dalam kondisi kapasitas lapang memiliki kadar air yang lebih rendah dari pada kadar air pada tanah dalam keadaan jenuh namun lebih tinggi daripada kadar air yang terdapat pada tanah dalam keadaan kering udara.
4.      Kadar air tanah pada tanah dalam keadaan kering udara lebih rendah dibanding kadar air pada tanah dalam kondisi jenuh dan kapasitas lapang.
5.      Faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah :
·         Banyaknya curah hujan atau Suplay air.
·         Kemampuan tanah menahan air.(dipengaruhi oleh kadar bahan organik dan tekstur)
·         Besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi).
·         Senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam.
·         Topografi.













Daftar Pustaka.

Blogspot. 2010. Air Tanah dan Kadar Air Tana(http://uftoriwasit.blogspot.com/2010/10/air-tanah-dan-kadar-air-tanah.html). Akses 05 November 2010.

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta; Rajawali Pers. Hal 115-117.

Nurhidayati. 2006. Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah. Malang; Universitas Islam Malang. Halaman 64.

Nurhidayati. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah . Malang; Universitas Islam Malang. Halaman 22-23.

Tani Muda. Air Tanah.2010. (http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/kadar-air-tanah/). Akses 05 November 2010.

­Wiki pedia. Air tanah.(http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Tanah).2010. Akses tgl 05 November 2010.





 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.( Web.Tani Muda.2010. Air Tanah)
Keberadaan air dalam tanah sangat penting, karena kekurangan maupun kelebihan air akan memberi pengaruh buruk bagi tanaman. Untuk itu kita perlu mengetahui kadar air dalam tanah. Sehubungan dengan ketersedian air bagi tanaman, terdapat faktor yang penting yaitu penahanan air tanah. Secara praktis air yang tertahan mempengaruhi kapasitas air untuk menyimpan air, ketersediaan air tanah bagi tanaman dan organisme lain.(Nurhidayati. 2006 Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.)



1.2  Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sbb :
a.       Untuk mengetahui cara pengukuran kadar air pada tanah.
b.      Untuk mengetahui berapa kadar air yang terdapat pada tanah yang dalam keadaan jenuh, kapasitas lapang dan kering udara.
c.       Mengetahui perbandingan kadar air pada tanah yang dalam keadaan jenuh, kapasitas lapang dan kering udara.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Tanah dan Kadar Air Tanah.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan,sedangkan kdar air tanah adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu (satuan volume atau massa). (Air tanah-Wikipedia Indonesia)
Air terdapat di dalam tanah ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan suatu sifat. (Blogspot.com.2010. Air Tanah dan Kadar Air Tana)
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan isi. Pada umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah lembab-berat kering oven) atau satuan persen (%).(Tani Muda. 2010. Air Tanah.)
Kadar air tanah dapat dinyatakan dengan persen volume (apabila pengukurannya menggunakan metode Volumetri) dan persen massa (apabila pengukurannya menggunakan metode Grafimetri). Rumus pengukuran air dengan metode Volumetri dan Grafimetri adalah sbb:
 


        (Nurhidayati,2006, Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah)

2.2 Kadar Air Tanah Juga di Pengaruhi oleh Tekstur Tanah.
Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula.

2.3. Penyerapan Air oleh Tanah.
Air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
(1)     Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
(2)     Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.

2.4 Jumlah Air yang Tersedia Bagi Tanaman.
Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini perlu dipahami, yaitu:
(1)   Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).
(2)   Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari.
(3)   Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu permanen.
Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar. Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm = 1,0127 bar.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. (Tani Muda. Air Tanah.2010)
Air tanah ditahan oleh partikel tanah dengan beberapa tingkatan sebagai berikut :
(1)   Kapasitas Penahanan Makksimum (Jenuh)
(2)   Kapasitas Lapang
(3)   Koefisien Layu
(4)   Koefisien Higroskopis.
Kalau pemberian air di permukaan tanah baik melalui air hujan ataupun irigasi masih terus berlangsung hingga seluruh ruang pori tanah baik makro maupun mikro terisi oleh air dan udara terdesak keluar selanjutnya membasahi bagian bawah tanah, terjadi pergerakan air ke bawah, kondisi ini disebut kondisi jenuhair (kapasitas penahan maksimum) lalu bila pemberian air dihentikan, masih akan terjadi pergerakan air ke bawah. Setelah sehari pergerakan kebawah praktis berhenti dan sebagian ruang pori mekro terisi oleh udara, air berada pada ruang pori mikro dan pori kapiler ini lah yang disebut dengan kondisi kapasitas lapang. Air Air yang mengisi ruang pori makro tidak lagi tertahan,sebagian lagi menguap dan  sebagian lagi diserap oleh tanaman,diganti oleh udara tanah yang mengisi pori mikro.sedangkan pada pori mikro masih terdapat air yang dapat diambil oleh tanaman  dan organisme lain.pergerakan air kebawah secara cepat terhenti,tetapi pergerakan air secara lambat masih berlangsung ,yakni merupakan pergerakan kapiler yang berlangsung dalam pori mikro.bila kondisi ini berlangsung terus maka tanaman akan menyerap arir dengan cepat,dan menurunkan jumlah air  dalam tanah.begitu tanah mongering,tanaman akan memperlihatkan pengaruh kekeringan (layu),baik siang hari maupun malam hari.pada keadaan ini air tanah dikatakan berada pada koefisien layu.bila kita oven,tanah itu akan kehilanga air yang berupa cairan dan pori mikro terkecil.sisa air yang tinggal merupakan air yang terdapat pada permukaan koloid,air itu terikat kuatdan tidak lagi bersifat seperti cairan.kodisi ini disebt kondisi higropkopis.
Sebagian besar data laboratorium  baik fisika maupun kimia dinyatakan dengan dasar tanah kering oven.untuk persentase dari contoh tanah kering udara yang akan dianalisa harus ditantukan.akan tetapi penentuan dri persentase ini agak mustahil,karena memerlukan pemishan air menjadi bagian dari air tanah,dan merupakan padatan tanah ,organic maupun anorganik,serta komponen tanah lainnya seperti mineral.untuk alasan ini,suatu metode yang berbeda,dan tampaknya tidak satu pun metode yang dapat menghasilkan data yang tepat untuk semua tanah.kadar air tanah dapat dinyatakan secara gravimetric (% berat) dan volumetric (% volume) keduanya menggunakan contoh tanah yang berbeda.(Nurhidayati. 2006 Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.)

2.5 Fungsi Air Bagi Pertumbuhan Tanaman.
Beberapa fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah:
(1)   Sebagai unsur hara tanaman: Tanaman memerlukan air dari tanah bersamaan dengan kebutuhan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
(2)   Sebagai pelarut unsur hara: Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut.
(3)   Sebagai bagian dari sel-sel tanaman: Air merupakan bagian dari protoplasma sel tanaman.

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah yaitu :
(1)   Tekstur tanah
(2)   Kadar bahan organic tanah
(3)   Senyawa kimia
(4)   Kedalaman solum
selain faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman ,factor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan angin,yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran,toleransi terhadap kekeringan,serta tingkat dan stadia pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.(Hanafiah K.A. 2005. hal 115- 117 )
















BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1  Alat dan Bahan.
·         Beaker glass 250 cc      
·         Kertas saring/tissu
·         Pipa kapiler
·         Plastik (lembaran)
·         Karet gelang
·         Timbangan
·         Contoh tanah biasa
·         Hand sprayer
·         Kaleng oven
·         Oven
3.2    Cara Kerja
3.2.1 Menentukan Kadar Air Tanah Kering Udara.
·         Pertama-tama dilakukan  penimbangan kaleng oven, selanjutnya tanah yang tersedia dihaluskan lalu dimasukan kedalam kaleng oven kemudian dilakukan penimbangan tanah beserta kalengnya.
·         Biarkan selama satu hari, setelah itu dilakukan pengovenan selama 24 jam pada suhu oven 105oC.
·         Setelah 24 jam keluarkan tanah yang di oven lalu dilakukan penimbangan kembali.
3.2.2  Menentukan Kadar Air Tanah Jenuh.
·         Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang kaleng oven yang akan digunakan untuk wadah sampel.
·         Langkah selanjutnya adalah menyiapkan beaker glass dan meletakan kertas saring/tissu di dasar beaker glass .
·         Tanah yang sudah dihaluskan kemudian dimasukan kedalam beaker glass hingga 250 cc, lalu tanah dibasahi dengan cara menyemprotkan air  hingga air meresap sampai 1/3 bagian.
·         Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel dengan langsung mengambil tanah bagian atas (tanah pada beaker glass yang masih jenuh akan air).
·         Kemudian tanah tersebut dimasukan kedalam kaleng oven dan ditimbang.
·         Biarkan selama satu hari kemudian oven selama 24 jam  pada suhu oven 105oC.
·         Setelah 24 jam tanah yang di oven dikeluarkan lalu dilakukan penimbangan kembali
3.2.3 Menentukan Kadar Air Kapasitas lapang.
·         Sampel tanah sisa dari percobaan 3.2.2 (cara kerja 3.2.2) yang ada pada beaker glass dipasang pipa kapiler ditengahnya lalu tutupi permukaan beaker glass dengan plastik (keciali pipa kapiler) dan eratkan dengan karet.
·         Kemudian dibiarkan tanah selama satu hari, lalu setelah satu hari penutup plastiknya dibuka.
·         Selanjutnya dilakukan penimbangan kaleng oven yang akan digunakan sebagai wadah.
·         Setelah  penimbangan kaleng oven selesai dilakukanlah pengambilan sampel tanah dan diletakan di dalam kaleng oven, lalu dilakukan penimbangan.
·         Pekerjaan selanjutnya adalah mengoven sampel tanah tersebut selama 24 jam pada suhu oven 105oC
·         Setelah 24 jam tanah yang di oven dikeluarkan dan kemudian dilakukan penimbangan kembali.





           











BAB IV
HASIL PENGAMATAN.

Hasil atau data yang didapat pada pengamatan dilaboratorium disajikan pada tabel berikut :
    Tabel 1. Hasil pengamatan.
Sample
Berat Kaleng
Berat Tanah+Kaleng (SO)
Berat Tanah+Kaleng (KO)
Jenuh
3,43
24,41
17,27
Kapasitas Lapang
3,54
22,38
18,61
Kering udara
3,51
23,92
22,36


BAB V
PERHITUNGAN

   Dari data diatas maka dapat kita cari :
a.      Berat Tanah (SO dan KO)
Berat tanah SO = (Berat tanah SO+Berat kaleng n ) – berat kaleng n.
Berat tanah KO = (Berat tanah KO+Berat kaleng n) – berat kaleng n.
Jadi :
·         Sampel jenuh
Berat tanah SO            = 24,41 - 3,43 = 20,98
Berat tanah KO           = 17,27 – 3,34 = 13,84
·         Sampel Kapasitas Lapang
Berat tanah SO            = 22,38 - 3,54 = 18,84
Berat tanah KO           = 18,61 - 3,54 = 15,07
·         Sampel Kering Udara
Berat tanah SO            = 23,92 - 3,51 = 20,41
Berat tanah KO           =  22,36- 3,51 = 18,85
b.      Berat Air Tanah
Berat air tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Berat Air = Berat tanah SO – Berat tanah KO.
Jadi :
·         Berat air Sampel jenuh                        : 20,98 – 13,84 =7,14
·         Berat air Sampel Kapasitas lapang      : 18,84 – 15,07 = 3,77
·         Berat air Sampel Kering udara            : 20,41 – 18,85 = 1,56

c.       Kadar Air Persen Massa

Massa Air
 
Rumus penghitungan Kadar Air persen massa adalah sebagai berikut :

X 100 (%)
 

KA % Massa =
 

Massa Padatan
 
 

                Atau sama juga dengan rumus sebagai berikut :
 


            Jadi :
·        

13,84
 

KA % Massa =
 

20,98 – 13,84
13,84

 

X 100 (%)
 
Sampel Jenuh



= 51,59 %

·         Sampel Kapasitas Lapang
 



= 25,02 %       

·         Sampel Kering udara
 



= 8,28 %




            Tabel 2. Hasil perhitungan.
Sample
Berat Kaleng
Berat Tanah+Kaleng (SO)
Berat Tanah+Kaleng (KO)
Berat Tanah (SO)
Berat Tanah (KO)
Berat Air
KA Tanah (% massa)
Jenuh
3,43
24,41
17,27
20,98
13,84
7,14
51,59
Kapasitas Lapang
3,54
22,38
18,61
18,84
15,07
3,77
25,02
Kering udara
3,51
23,92
22,36
20,41
18,85
1,56
8,28

Data pengamatan
 
   Keterangan.

Hasil perhitungan
 
 



















BAB VI
PEMBAHASAN
Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi:
1.      Faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah :
·         Banyaknya curah hujan atau suplay air, ini berkorelasi positif terhadap kadar air tanah semakin banyak curah hujan maka kadar air tanah akan semakin banyak pula, namun ini juga sangat bepengaruh pada kemampuan tanah memegang air.
·         Kemampuan tanah memegang air, semakin baik kemampuan tanah memegang air maka air yang tersimpan pada tanah (KA tanah) juga akan semakin banyak/tinggi.
Kemampuan tanah memegang air dipengaruhi oleh :
ü    Kandungan bahan organik, semakin banyak bahan organik maka kemampua tanah menyimpan air akan semakin baik.
ü   Tekstur tanah, tekstur tanah juga mempengaruhi pori-pori tanah, tanah yang kasar akan lebih banyak memiliki pori makro daripada tanah denngan tekstur halus sehingga daya penyimpanan airnya lebih rendah daripada tanah dengan tekstur halus.
·         Besarnya evaporasi, semakin besar tingkan evaporasi maka akan semakin banyak air yang hilang dari tanah sehingga KA tanah akan berkurang.
·         Senyawa kimia, semakin banyak senyawa kimia pada tanah maka kadar air tanah akan semakin menurun.
·         Topografi, topografi mempengaruhi penyerapan air pada tanah, pada tipografi yang datar air akan cepat terseram oleh tanah dan penyerapannya merata, pada topografi lereng maka air yang terserap oleh tanah akan lebih sedikit karena air bergerak bebas (mengalir) sedang pada topografi cekung apabila ada air maka tanah dibawahnya akan jenuh oleh air dan bahkan berlebihan (air akan menggenang)
Karena faktor-faktor diatas maka sangat mungkin terdapat perbedaan KA tanah sehingga berdasarkan perbedaan tanah dalam  menahan air maka air tanah yang tertahan dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan yaitu, jenuh, kapasitas lapang dan kering udara.


1.      KA Tanah pada Kondisi Jenuh.
Berdasarkan pengamatan, Tanah dalam keadaan jenuh memiliki angka KA yang paling tinggi dibanding tanah dalam kondisi kapasitas lapang dan kering udara, ini dikarenakan pada kondisi jenuh, seluruh pori-pori (pori makro, messo, dan mikro) atau ruang pada tanah dipenuhi/terisi oleh air. Sedangkan pada kapasitas lapang dan kering udara tidak semua pori-pori tanahnya di penuhi/terisi air.
2.      KA Tanah pada Kondisi kapasitas lapang.
Tanah dalam kondisi kapasitas lapang memiliki angka KA yang lebih rendah dari pada KA pada tanah dalam konisi jenuh namun lebih tinggi daripada KA tanah dalam kondisi kering udara, ini dikarenakan pada kondisi kapasitas lapang sebagian ruang pori makro sudah terisi udara akibat dari menguapnya sebagian air pada pori-pori makro itu, namun pada ruang pori mikro dan messo masih terisi air. 
3.      KA Tanah pada Kondisi kering udara.
Tanah dalam keadaan kering udara memiliki angka KA paling rendah dibanding KA pada tanah yang dalam keadaan jenuh dan kapasitas lapang ini dikarenakan pada kondisi kering udara air hanya tersedia pada pori mikronya saja sedang air pada pori makro dan meso telah menguap dan digantikan/terisi udara.














BAB VII
KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Kadar air tanah dalam kondisi jenuh : 51,59 % kapasitas lapang : 25,02 % dan kering udara : 8,28 %
2.      Kadar air tertinggi terdapat pada tanah dalam kondisi jenuh
3.      Kadar air pada tanah yang dalam kondisi kapasitas lapang memiliki kadar air yang lebih rendah dari pada kadar air pada tanah dalam keadaan jenuh namun lebih tinggi daripada kadar air yang terdapat pada tanah dalam keadaan kering udara.
4.      Kadar air tanah pada tanah dalam keadaan kering udara lebih rendah dibanding kadar air pada tanah dalam kondisi jenuh dan kapasitas lapang.
5.      Faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah :
·         Banyaknya curah hujan atau Suplay air.
·         Kemampuan tanah menahan air.(dipengaruhi oleh kadar bahan organik dan tekstur)
·         Besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi).
·         Senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam.
·         Topografi.













Daftar Pustaka.

Blogspot. 2010. Air Tanah dan Kadar Air Tana(http://uftoriwasit.blogspot.com/2010/10/air-tanah-dan-kadar-air-tanah.html). Akses 05 November 2010.

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta; Rajawali Pers. Hal 115-117.

Nurhidayati. 2006. Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah. Malang; Universitas Islam Malang. Halaman 64.

Nurhidayati. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah . Malang; Universitas Islam Malang. Halaman 22-23.

Tani Muda. Air Tanah.2010. (http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/kadar-air-tanah/). Akses 05 November 2010.

­Wiki pedia. Air tanah.(http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Tanah).2010. Akses tgl 05 November 2010.