LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU PENGELOLAAN
TANAH
KADAR AIR TANAH
Oleh
ALI MAHBUB SUYUTI
NPM 2110310020
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Air
mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral
dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke
akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara
dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi,
garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang
berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Kandungan
air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah
nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti
tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang
penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum
terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang
bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh
berat tanah kering yang tetap.
Dua
fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh
air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah
air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan
meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan
sebaran hujan sepanjang tahun.( Web.Tani
Muda.2010. Air Tanah)
Keberadaan air dalam tanah sangat penting, karena
kekurangan maupun kelebihan air akan memberi pengaruh buruk bagi tanaman. Untuk
itu kita perlu mengetahui kadar air dalam tanah. Sehubungan dengan ketersedian
air bagi tanaman, terdapat faktor yang penting yaitu penahanan air tanah.
Secara praktis air yang tertahan mempengaruhi kapasitas air untuk menyimpan
air, ketersediaan air tanah bagi tanaman dan organisme lain.(Nurhidayati. 2006
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.)
1.2 Maksud
dan Tujuan
Adapun
maksud dan tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sbb :
a.
Untuk
mengetahui cara pengukuran kadar air pada tanah.
b.
Untuk
mengetahui berapa kadar air yang terdapat pada tanah yang dalam keadaan jenuh,
kapasitas lapang dan kering udara.
c. Mengetahui perbandingan kadar air pada tanah yang dalam
keadaan jenuh, kapasitas lapang dan kering udara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Tanah dan Kadar Air Tanah.
Air
tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan
dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan,sedangkan kdar air tanah
adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu (satuan
volume atau massa).
(Air tanah-Wikipedia Indonesia)
Air terdapat di dalam tanah ditahan
(diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena
keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa
unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu
berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi.
Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya
satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan suatu sifat. (Blogspot.com.2010. Air Tanah dan Kadar Air Tana)
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat
dinyatakan atas dasar berat dan isi. Pada
umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh
tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105oC selama
24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh
tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu
berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah
lembab-berat kering oven)
atau satuan persen (%).(Tani Muda. 2010. Air Tanah.)
Kadar air tanah
dapat dinyatakan dengan persen volume (apabila pengukurannya menggunakan metode
Volumetri) dan persen massa (apabila pengukurannya menggunakan metode
Grafimetri). Rumus pengukuran air dengan metode Volumetri dan Grafimetri adalah
sbb:
(Nurhidayati,2006,
Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah)
2.2 Kadar Air Tanah Juga di Pengaruhi oleh Tekstur Tanah.
Tekstur tanah yang berbeda mempunyai
kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya:
tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga
berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar,
contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit,
sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula.
2.3. Penyerapan Air oleh Tanah.
Air
terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan
gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat
dibedakan menjadi:
(1)
Air hidroskopik, adalah
air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman,
kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air
hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
(2)
Air kapiler, adalah air
dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butir-butir
air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini
dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena
gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia
(dapat diserap) bagi tanaman.
2.4 Jumlah Air yang Tersedia Bagi Tanaman.
Dalam
menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini perlu
dipahami, yaitu:
(1)
Kapasitas Lapang:
adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak
yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat
ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau
menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman
tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik
layu permanen).
(2)
Titik Layu Permanen:
adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi
menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu
baik pada siang ataupun malam hari.
(3)
Air Tersedia: adalah
banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada
kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu permanen.
Kandungan
air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar,
sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar.
Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara
1/3 bar sampai dengan 15 bar. Banyaknya
kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air
(moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan
besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah.
Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma dari cm air
yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm =
1,0127 bar.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi
antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya
menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu,
tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada
tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air
ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. (Tani Muda.
Air Tanah.2010)
Air tanah ditahan oleh partikel tanah dengan beberapa
tingkatan sebagai berikut :
(1)
Kapasitas
Penahanan Makksimum (Jenuh)
(2)
Kapasitas
Lapang
(3)
Koefisien
Layu
(4)
Koefisien
Higroskopis.
Kalau pemberian air di permukaan tanah baik melalui air
hujan ataupun irigasi masih terus berlangsung hingga seluruh ruang pori tanah
baik makro maupun mikro terisi oleh air dan udara terdesak keluar selanjutnya
membasahi bagian bawah tanah, terjadi pergerakan air ke bawah, kondisi ini
disebut kondisi jenuhair (kapasitas penahan maksimum) lalu bila pemberian air
dihentikan, masih akan terjadi pergerakan air ke bawah. Setelah sehari
pergerakan kebawah praktis berhenti dan sebagian ruang pori mekro terisi oleh
udara, air berada pada ruang pori mikro dan pori kapiler ini lah yang disebut
dengan kondisi kapasitas lapang. Air Air yang
mengisi ruang pori makro tidak lagi tertahan,sebagian lagi menguap dan sebagian lagi diserap oleh tanaman,diganti
oleh udara tanah yang mengisi pori mikro.sedangkan pada pori mikro masih
terdapat air yang dapat diambil oleh tanaman
dan organisme lain.pergerakan air kebawah secara cepat terhenti,tetapi
pergerakan air secara lambat masih berlangsung ,yakni merupakan pergerakan
kapiler yang berlangsung dalam pori mikro.bila kondisi ini berlangsung terus
maka tanaman akan menyerap arir dengan cepat,dan menurunkan jumlah air dalam tanah.begitu tanah mongering,tanaman
akan memperlihatkan pengaruh kekeringan (layu),baik siang hari maupun malam
hari.pada keadaan ini air tanah dikatakan berada pada koefisien layu.bila kita
oven,tanah itu akan kehilanga air yang berupa cairan dan pori mikro
terkecil.sisa air yang tinggal merupakan air yang terdapat pada permukaan
koloid,air itu terikat kuatdan tidak lagi bersifat seperti cairan.kodisi ini
disebt kondisi higropkopis.
Sebagian besar
data laboratorium baik fisika maupun
kimia dinyatakan dengan dasar tanah kering oven.untuk persentase dari contoh
tanah kering udara yang akan dianalisa harus ditantukan.akan tetapi penentuan
dri persentase ini agak mustahil,karena memerlukan pemishan air menjadi bagian
dari air tanah,dan merupakan padatan tanah ,organic maupun anorganik,serta
komponen tanah lainnya seperti mineral.untuk alasan ini,suatu metode yang
berbeda,dan tampaknya tidak satu pun metode yang dapat menghasilkan data yang
tepat untuk semua tanah.kadar air tanah dapat dinyatakan secara gravimetric (%
berat) dan volumetric
(% volume) keduanya menggunakan contoh tanah yang berbeda.(Nurhidayati. 2006 Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu
Tanah.)
2.5 Fungsi Air Bagi Pertumbuhan Tanaman.
Beberapa
fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah:
(1)
Sebagai
unsur hara tanaman: Tanaman
memerlukan air dari tanah bersamaan dengan kebutuhan CO2 dari udara untuk
membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
(2)
Sebagai
pelarut unsur hara: Unsur-unsur
hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan
tersebut.
(3)
Sebagai
bagian dari sel-sel tanaman: Air
merupakan bagian dari protoplasma sel tanaman.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah yaitu :
(1) Tekstur tanah
(2) Kadar bahan organic
tanah
(3) Senyawa kimia
(4) Kedalaman solum
selain
faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman
,factor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan
angin,yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan
evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman
perakaran,toleransi terhadap kekeringan,serta tingkat dan stadia
pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.(Hanafiah
K.A. 2005. hal
115- 117 )
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan.
·
Beaker
glass 250 cc
·
Kertas
saring/tissu
·
Pipa
kapiler
·
Plastik
(lembaran)
·
Karet
gelang
·
Timbangan
·
Contoh
tanah biasa
·
Hand
sprayer
·
Kaleng
oven
·
Oven
3.2 Cara Kerja
3.2.1
Menentukan Kadar Air Tanah Kering Udara.
·
Pertama-tama
dilakukan penimbangan kaleng oven,
selanjutnya tanah yang tersedia dihaluskan lalu dimasukan kedalam kaleng oven
kemudian dilakukan penimbangan tanah beserta kalengnya.
·
Biarkan
selama satu hari, setelah itu dilakukan pengovenan selama 24 jam pada suhu oven
105oC.
·
Setelah
24 jam keluarkan tanah yang di oven lalu dilakukan penimbangan kembali.
3.2.2 Menentukan Kadar Air Tanah Jenuh.
·
Langkah
pertama yang dilakukan adalah menimbang kaleng oven yang akan digunakan untuk
wadah sampel.
·
Langkah
selanjutnya adalah menyiapkan beaker glass dan meletakan kertas saring/tissu di
dasar beaker glass .
·
Tanah
yang sudah dihaluskan kemudian dimasukan kedalam beaker glass hingga 250 cc,
lalu tanah dibasahi dengan cara menyemprotkan air hingga air meresap sampai 1/3 bagian.
·
Selanjutnya
dilakukan pengambilan sampel dengan langsung mengambil tanah bagian atas (tanah
pada beaker glass yang masih jenuh akan air).
·
Kemudian
tanah tersebut dimasukan kedalam kaleng oven dan ditimbang.
·
Biarkan
selama satu hari kemudian oven selama 24 jam
pada suhu oven 105oC.
·
Setelah
24 jam tanah yang di oven dikeluarkan lalu dilakukan penimbangan kembali
3.2.3
Menentukan Kadar Air Kapasitas lapang.
·
Sampel
tanah sisa dari percobaan 3.2.2 (cara kerja 3.2.2) yang ada pada beaker glass
dipasang pipa kapiler ditengahnya lalu tutupi permukaan beaker glass dengan
plastik (keciali pipa kapiler) dan eratkan dengan karet.
·
Kemudian
dibiarkan tanah selama satu hari, lalu setelah satu hari penutup plastiknya
dibuka.
·
Selanjutnya
dilakukan penimbangan kaleng oven yang akan digunakan sebagai wadah.
·
Setelah penimbangan kaleng oven selesai dilakukanlah
pengambilan sampel tanah dan diletakan di dalam kaleng oven, lalu dilakukan
penimbangan.
·
Pekerjaan
selanjutnya adalah mengoven sampel tanah tersebut selama 24 jam pada suhu oven
105oC
·
Setelah
24 jam tanah yang di oven dikeluarkan dan kemudian dilakukan penimbangan
kembali.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN.
Hasil atau data yang didapat pada pengamatan
dilaboratorium disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil
pengamatan.
Sample
|
Berat Kaleng
|
Berat Tanah+Kaleng (SO)
|
Berat Tanah+Kaleng (KO)
|
Jenuh
|
3,43
|
24,41
|
17,27
|
Kapasitas Lapang
|
3,54
|
22,38
|
18,61
|
Kering udara
|
3,51
|
23,92
|
22,36
|
BAB V
PERHITUNGAN
Dari data diatas
maka dapat kita cari :
a. Berat
Tanah (SO dan KO)
Berat
tanah SO = (Berat tanah SO+Berat kaleng n ) – berat kaleng n.
Berat
tanah KO = (Berat tanah KO+Berat kaleng n) – berat kaleng n.
Jadi
:
·
Sampel
jenuh
Berat
tanah SO = 24,41 - 3,43 = 20,98
Berat tanah KO =
17,27 – 3,34 = 13,84
·
Sampel
Kapasitas Lapang
Berat
tanah SO = 22,38 - 3,54 = 18,84
Berat tanah KO =
18,61 - 3,54 = 15,07
·
Sampel
Kering Udara
Berat
tanah SO = 23,92 - 3,51 = 20,41
Berat tanah KO = 22,36- 3,51 = 18,85
b. Berat
Air Tanah
Berat
air tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Berat
Air = Berat tanah SO – Berat tanah KO.
Jadi
:
·
Berat
air Sampel jenuh :
20,98 – 13,84 =7,14
·
Berat
air Sampel Kapasitas lapang : 18,84 –
15,07 = 3,77
·
Berat
air Sampel Kering udara : 20,41
– 18,85 = 1,56
c. Kadar
Air Persen Massa
|
Rumus penghitungan
Kadar Air persen massa adalah sebagai berikut :
|
|
|
Atau sama juga dengan rumus sebagai berikut :
Jadi :
·
|
|
|
|
Sampel Jenuh
= 51,59 %
·
Sampel
Kapasitas Lapang
= 25,02 %
·
Sampel
Kering udara
= 8,28 %
Tabel 2. Hasil
perhitungan.
Sample
|
Berat Kaleng
|
Berat Tanah+Kaleng (SO)
|
Berat Tanah+Kaleng (KO)
|
Berat Tanah (SO)
|
Berat Tanah (KO)
|
Berat Air
|
KA Tanah (% massa)
|
Jenuh
|
3,43
|
24,41
|
17,27
|
20,98
|
13,84
|
7,14
|
51,59
|
Kapasitas Lapang
|
3,54
|
22,38
|
18,61
|
18,84
|
15,07
|
3,77
|
25,02
|
Kering udara
|
3,51
|
23,92
|
22,36
|
20,41
|
18,85
|
1,56
|
8,28
|
|
Keterangan.
|
||||
BAB VI
PEMBAHASAN
Ketersediaan
air dalam tanah dipengaruhi:
1.
Faktor
yang mempengaruhi kadar air tanah adalah :
·
Banyaknya
curah hujan atau suplay air, ini berkorelasi positif terhadap kadar air tanah
semakin banyak curah hujan maka kadar air tanah akan semakin banyak pula, namun
ini juga sangat bepengaruh pada kemampuan tanah memegang air.
·
Kemampuan
tanah memegang air, semakin baik kemampuan tanah memegang air maka air yang
tersimpan pada tanah (KA tanah) juga akan semakin banyak/tinggi.
Kemampuan
tanah memegang air dipengaruhi oleh :
ü
Kandungan bahan organik, semakin banyak bahan
organik maka kemampua tanah menyimpan air akan semakin baik.
ü
Tekstur tanah, tekstur tanah juga mempengaruhi
pori-pori tanah, tanah yang kasar akan lebih banyak memiliki pori makro
daripada tanah denngan tekstur halus sehingga daya penyimpanan airnya lebih
rendah daripada tanah dengan tekstur halus.
·
Besarnya
evaporasi, semakin besar tingkan evaporasi maka akan semakin banyak air yang
hilang dari tanah sehingga KA tanah akan berkurang.
·
Senyawa
kimia, semakin banyak senyawa kimia pada tanah maka kadar air tanah akan
semakin menurun.
·
Topografi,
topografi mempengaruhi penyerapan air pada tanah, pada tipografi yang datar air
akan cepat terseram oleh tanah dan penyerapannya merata, pada topografi lereng
maka air yang terserap oleh tanah akan lebih sedikit karena air bergerak bebas
(mengalir) sedang pada topografi cekung apabila ada air maka tanah dibawahnya
akan jenuh oleh air dan bahkan berlebihan (air akan menggenang)
Karena faktor-faktor diatas maka sangat mungkin terdapat
perbedaan KA tanah sehingga berdasarkan perbedaan tanah dalam menahan air maka air tanah yang tertahan
dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan yaitu, jenuh, kapasitas lapang dan
kering udara.
1.
KA
Tanah pada Kondisi Jenuh.
Berdasarkan
pengamatan, Tanah dalam keadaan jenuh memiliki angka KA yang paling tinggi
dibanding tanah dalam kondisi kapasitas lapang dan kering udara, ini
dikarenakan pada kondisi jenuh, seluruh pori-pori (pori makro, messo, dan
mikro) atau ruang pada tanah dipenuhi/terisi oleh air. Sedangkan pada kapasitas
lapang dan kering udara tidak semua pori-pori tanahnya di penuhi/terisi air.
2.
KA
Tanah pada Kondisi kapasitas lapang.
Tanah
dalam kondisi kapasitas lapang memiliki angka KA yang lebih rendah dari pada KA
pada tanah dalam konisi jenuh namun lebih tinggi daripada KA tanah dalam
kondisi kering udara, ini dikarenakan pada kondisi kapasitas lapang sebagian
ruang pori makro sudah terisi udara akibat dari menguapnya sebagian air pada
pori-pori makro itu, namun pada ruang pori mikro dan messo masih terisi air.
3.
KA
Tanah pada Kondisi kering udara.
Tanah
dalam keadaan kering udara memiliki angka KA paling rendah dibanding KA pada tanah
yang dalam keadaan jenuh dan kapasitas lapang ini dikarenakan pada kondisi
kering udara air hanya tersedia pada pori mikronya saja sedang air pada pori
makro dan meso telah menguap dan digantikan/terisi udara.
BAB VII
KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Kadar
air tanah dalam kondisi jenuh : 51,59 % kapasitas lapang : 25,02 % dan kering
udara : 8,28 %
2.
Kadar
air tertinggi terdapat pada tanah dalam kondisi jenuh
3.
Kadar
air pada tanah yang dalam kondisi kapasitas lapang memiliki kadar air yang
lebih rendah dari pada kadar air pada tanah dalam keadaan jenuh namun lebih
tinggi daripada kadar air yang terdapat pada tanah dalam keadaan kering udara.
4.
Kadar
air tanah pada tanah dalam keadaan kering udara lebih rendah dibanding kadar
air pada tanah dalam kondisi jenuh dan kapasitas lapang.
5.
Faktor
yang mempengaruhi kadar air tanah adalah :
·
Banyaknya
curah hujan atau Suplay air.
·
Kemampuan
tanah menahan air.(dipengaruhi oleh
kadar bahan organik dan tekstur)
·
Besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi).
·
Senyawa
kimiawi atau kandungan garam-garam.
·
Topografi.
Daftar
Pustaka.
Blogspot. 2010. Air Tanah dan Kadar Air Tana(http://uftoriwasit.blogspot.com/2010/10/air-tanah-dan-kadar-air-tanah.html).
Akses 05 November 2010.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta; Rajawali Pers. Hal
115-117.
Nurhidayati. 2006. Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah. Malang; Universitas
Islam Malang. Halaman 64.
Nurhidayati. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah . Malang;
Universitas Islam Malang. Halaman 22-23.
Tani Muda. Air Tanah.2010. (http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/kadar-air-tanah/).
Akses 05 November 2010.
Wiki pedia. Air tanah.(http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Tanah).2010. Akses
tgl 05 November 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Air
mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral
dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke
akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara
dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi,
garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang
berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Kandungan
air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah
nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti
tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang
penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum
terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang
bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh
berat tanah kering yang tetap.
Dua
fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh
air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah
air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan
meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan
sebaran hujan sepanjang tahun.( Web.Tani
Muda.2010. Air Tanah)
Keberadaan air dalam tanah sangat penting, karena
kekurangan maupun kelebihan air akan memberi pengaruh buruk bagi tanaman. Untuk
itu kita perlu mengetahui kadar air dalam tanah. Sehubungan dengan ketersedian
air bagi tanaman, terdapat faktor yang penting yaitu penahanan air tanah.
Secara praktis air yang tertahan mempengaruhi kapasitas air untuk menyimpan
air, ketersediaan air tanah bagi tanaman dan organisme lain.(Nurhidayati. 2006
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.)
1.2 Maksud
dan Tujuan
Adapun
maksud dan tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sbb :
a.
Untuk
mengetahui cara pengukuran kadar air pada tanah.
b.
Untuk
mengetahui berapa kadar air yang terdapat pada tanah yang dalam keadaan jenuh,
kapasitas lapang dan kering udara.
c. Mengetahui perbandingan kadar air pada tanah yang dalam
keadaan jenuh, kapasitas lapang dan kering udara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Tanah dan Kadar Air Tanah.
Air
tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan
dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan,sedangkan kdar air tanah
adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu (satuan
volume atau massa).
(Air tanah-Wikipedia Indonesia)
Air terdapat di dalam tanah ditahan
(diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena
keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa
unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu
berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi.
Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya
satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan suatu sifat. (Blogspot.com.2010. Air Tanah dan Kadar Air Tana)
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat
dinyatakan atas dasar berat dan isi. Pada
umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh
tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105oC selama
24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh
tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu
berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah
lembab-berat kering oven)
atau satuan persen (%).(Tani Muda. 2010. Air Tanah.)
Kadar air tanah
dapat dinyatakan dengan persen volume (apabila pengukurannya menggunakan metode
Volumetri) dan persen massa (apabila pengukurannya menggunakan metode
Grafimetri). Rumus pengukuran air dengan metode Volumetri dan Grafimetri adalah
sbb:
(Nurhidayati,2006,
Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah)
2.2 Kadar Air Tanah Juga di Pengaruhi oleh Tekstur Tanah.
Tekstur tanah yang berbeda mempunyai
kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya:
tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga
berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar,
contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit,
sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula.
2.3. Penyerapan Air oleh Tanah.
Air
terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan
gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat
dibedakan menjadi:
(1)
Air hidroskopik, adalah
air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman,
kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air
hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
(2)
Air kapiler, adalah air
dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butir-butir
air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini
dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena
gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia
(dapat diserap) bagi tanaman.
2.4 Jumlah Air yang Tersedia Bagi Tanaman.
Dalam
menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini perlu
dipahami, yaitu:
(1)
Kapasitas Lapang:
adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak
yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat
ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau
menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman
tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik
layu permanen).
(2)
Titik Layu Permanen:
adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi
menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu
baik pada siang ataupun malam hari.
(3)
Air Tersedia: adalah
banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada
kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu permanen.
Kandungan
air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar,
sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar.
Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara
1/3 bar sampai dengan 15 bar. Banyaknya
kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air
(moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan
besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah.
Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma dari cm air
yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm =
1,0127 bar.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi
antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya
menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu,
tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada
tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air
ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. (Tani Muda.
Air Tanah.2010)
Air tanah ditahan oleh partikel tanah dengan beberapa
tingkatan sebagai berikut :
(1)
Kapasitas
Penahanan Makksimum (Jenuh)
(2)
Kapasitas
Lapang
(3)
Koefisien
Layu
(4)
Koefisien
Higroskopis.
Kalau pemberian air di permukaan tanah baik melalui air
hujan ataupun irigasi masih terus berlangsung hingga seluruh ruang pori tanah
baik makro maupun mikro terisi oleh air dan udara terdesak keluar selanjutnya
membasahi bagian bawah tanah, terjadi pergerakan air ke bawah, kondisi ini
disebut kondisi jenuhair (kapasitas penahan maksimum) lalu bila pemberian air
dihentikan, masih akan terjadi pergerakan air ke bawah. Setelah sehari
pergerakan kebawah praktis berhenti dan sebagian ruang pori mekro terisi oleh
udara, air berada pada ruang pori mikro dan pori kapiler ini lah yang disebut
dengan kondisi kapasitas lapang. Air Air yang
mengisi ruang pori makro tidak lagi tertahan,sebagian lagi menguap dan sebagian lagi diserap oleh tanaman,diganti
oleh udara tanah yang mengisi pori mikro.sedangkan pada pori mikro masih
terdapat air yang dapat diambil oleh tanaman
dan organisme lain.pergerakan air kebawah secara cepat terhenti,tetapi
pergerakan air secara lambat masih berlangsung ,yakni merupakan pergerakan
kapiler yang berlangsung dalam pori mikro.bila kondisi ini berlangsung terus
maka tanaman akan menyerap arir dengan cepat,dan menurunkan jumlah air dalam tanah.begitu tanah mongering,tanaman
akan memperlihatkan pengaruh kekeringan (layu),baik siang hari maupun malam
hari.pada keadaan ini air tanah dikatakan berada pada koefisien layu.bila kita
oven,tanah itu akan kehilanga air yang berupa cairan dan pori mikro
terkecil.sisa air yang tinggal merupakan air yang terdapat pada permukaan
koloid,air itu terikat kuatdan tidak lagi bersifat seperti cairan.kodisi ini
disebt kondisi higropkopis.
Sebagian besar
data laboratorium baik fisika maupun
kimia dinyatakan dengan dasar tanah kering oven.untuk persentase dari contoh
tanah kering udara yang akan dianalisa harus ditantukan.akan tetapi penentuan
dri persentase ini agak mustahil,karena memerlukan pemishan air menjadi bagian
dari air tanah,dan merupakan padatan tanah ,organic maupun anorganik,serta
komponen tanah lainnya seperti mineral.untuk alasan ini,suatu metode yang
berbeda,dan tampaknya tidak satu pun metode yang dapat menghasilkan data yang
tepat untuk semua tanah.kadar air tanah dapat dinyatakan secara gravimetric (%
berat) dan volumetric
(% volume) keduanya menggunakan contoh tanah yang berbeda.(Nurhidayati. 2006 Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu
Tanah.)
2.5 Fungsi Air Bagi Pertumbuhan Tanaman.
Beberapa
fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah:
(1)
Sebagai
unsur hara tanaman: Tanaman
memerlukan air dari tanah bersamaan dengan kebutuhan CO2 dari udara untuk
membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
(2)
Sebagai
pelarut unsur hara: Unsur-unsur
hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan
tersebut.
(3)
Sebagai
bagian dari sel-sel tanaman: Air
merupakan bagian dari protoplasma sel tanaman.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah yaitu :
(1) Tekstur tanah
(2) Kadar bahan organic
tanah
(3) Senyawa kimia
(4) Kedalaman solum
selain
faktor diatas ketersediaan air tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan tanaman
,factor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan,temperatur,dan kecepatan
angin,yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan
evapotranspirasi.Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman
perakaran,toleransi terhadap kekeringan,serta tingkat dan stadia
pertumbuhan,yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman.(Hanafiah
K.A. 2005. hal
115- 117 )
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan.
·
Beaker
glass 250 cc
·
Kertas
saring/tissu
·
Pipa
kapiler
·
Plastik
(lembaran)
·
Karet
gelang
·
Timbangan
·
Contoh
tanah biasa
·
Hand
sprayer
·
Kaleng
oven
·
Oven
3.2 Cara Kerja
3.2.1
Menentukan Kadar Air Tanah Kering Udara.
·
Pertama-tama
dilakukan penimbangan kaleng oven,
selanjutnya tanah yang tersedia dihaluskan lalu dimasukan kedalam kaleng oven
kemudian dilakukan penimbangan tanah beserta kalengnya.
·
Biarkan
selama satu hari, setelah itu dilakukan pengovenan selama 24 jam pada suhu oven
105oC.
·
Setelah
24 jam keluarkan tanah yang di oven lalu dilakukan penimbangan kembali.
3.2.2 Menentukan Kadar Air Tanah Jenuh.
·
Langkah
pertama yang dilakukan adalah menimbang kaleng oven yang akan digunakan untuk
wadah sampel.
·
Langkah
selanjutnya adalah menyiapkan beaker glass dan meletakan kertas saring/tissu di
dasar beaker glass .
·
Tanah
yang sudah dihaluskan kemudian dimasukan kedalam beaker glass hingga 250 cc,
lalu tanah dibasahi dengan cara menyemprotkan air hingga air meresap sampai 1/3 bagian.
·
Selanjutnya
dilakukan pengambilan sampel dengan langsung mengambil tanah bagian atas (tanah
pada beaker glass yang masih jenuh akan air).
·
Kemudian
tanah tersebut dimasukan kedalam kaleng oven dan ditimbang.
·
Biarkan
selama satu hari kemudian oven selama 24 jam
pada suhu oven 105oC.
·
Setelah
24 jam tanah yang di oven dikeluarkan lalu dilakukan penimbangan kembali
3.2.3
Menentukan Kadar Air Kapasitas lapang.
·
Sampel
tanah sisa dari percobaan 3.2.2 (cara kerja 3.2.2) yang ada pada beaker glass
dipasang pipa kapiler ditengahnya lalu tutupi permukaan beaker glass dengan
plastik (keciali pipa kapiler) dan eratkan dengan karet.
·
Kemudian
dibiarkan tanah selama satu hari, lalu setelah satu hari penutup plastiknya
dibuka.
·
Selanjutnya
dilakukan penimbangan kaleng oven yang akan digunakan sebagai wadah.
·
Setelah penimbangan kaleng oven selesai dilakukanlah
pengambilan sampel tanah dan diletakan di dalam kaleng oven, lalu dilakukan
penimbangan.
·
Pekerjaan
selanjutnya adalah mengoven sampel tanah tersebut selama 24 jam pada suhu oven
105oC
·
Setelah
24 jam tanah yang di oven dikeluarkan dan kemudian dilakukan penimbangan
kembali.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN.
Hasil atau data yang didapat pada pengamatan
dilaboratorium disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil
pengamatan.
Sample
|
Berat Kaleng
|
Berat Tanah+Kaleng (SO)
|
Berat Tanah+Kaleng (KO)
|
Jenuh
|
3,43
|
24,41
|
17,27
|
Kapasitas Lapang
|
3,54
|
22,38
|
18,61
|
Kering udara
|
3,51
|
23,92
|
22,36
|
BAB V
PERHITUNGAN
Dari data diatas
maka dapat kita cari :
a. Berat
Tanah (SO dan KO)
Berat
tanah SO = (Berat tanah SO+Berat kaleng n ) – berat kaleng n.
Berat
tanah KO = (Berat tanah KO+Berat kaleng n) – berat kaleng n.
Jadi
:
·
Sampel
jenuh
Berat
tanah SO = 24,41 - 3,43 = 20,98
Berat tanah KO =
17,27 – 3,34 = 13,84
·
Sampel
Kapasitas Lapang
Berat
tanah SO = 22,38 - 3,54 = 18,84
Berat tanah KO =
18,61 - 3,54 = 15,07
·
Sampel
Kering Udara
Berat
tanah SO = 23,92 - 3,51 = 20,41
Berat tanah KO = 22,36- 3,51 = 18,85
b. Berat
Air Tanah
Berat
air tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Berat
Air = Berat tanah SO – Berat tanah KO.
Jadi
:
·
Berat
air Sampel jenuh :
20,98 – 13,84 =7,14
·
Berat
air Sampel Kapasitas lapang : 18,84 –
15,07 = 3,77
·
Berat
air Sampel Kering udara : 20,41
– 18,85 = 1,56
c. Kadar
Air Persen Massa
|
Rumus penghitungan
Kadar Air persen massa adalah sebagai berikut :
|
|
|
Atau sama juga dengan rumus sebagai berikut :
Jadi :
·
|
|
|
|
Sampel Jenuh
= 51,59 %
·
Sampel
Kapasitas Lapang
= 25,02 %
·
Sampel
Kering udara
= 8,28 %
Tabel 2. Hasil
perhitungan.
Sample
|
Berat Kaleng
|
Berat Tanah+Kaleng (SO)
|
Berat Tanah+Kaleng (KO)
|
Berat Tanah (SO)
|
Berat Tanah (KO)
|
Berat Air
|
KA Tanah (% massa)
|
Jenuh
|
3,43
|
24,41
|
17,27
|
20,98
|
13,84
|
7,14
|
51,59
|
Kapasitas Lapang
|
3,54
|
22,38
|
18,61
|
18,84
|
15,07
|
3,77
|
25,02
|
Kering udara
|
3,51
|
23,92
|
22,36
|
20,41
|
18,85
|
1,56
|
8,28
|
|
Keterangan.
|
||||
BAB VI
PEMBAHASAN
Ketersediaan
air dalam tanah dipengaruhi:
1.
Faktor
yang mempengaruhi kadar air tanah adalah :
·
Banyaknya
curah hujan atau suplay air, ini berkorelasi positif terhadap kadar air tanah
semakin banyak curah hujan maka kadar air tanah akan semakin banyak pula, namun
ini juga sangat bepengaruh pada kemampuan tanah memegang air.
·
Kemampuan
tanah memegang air, semakin baik kemampuan tanah memegang air maka air yang
tersimpan pada tanah (KA tanah) juga akan semakin banyak/tinggi.
Kemampuan
tanah memegang air dipengaruhi oleh :
ü
Kandungan bahan organik, semakin banyak bahan
organik maka kemampua tanah menyimpan air akan semakin baik.
ü
Tekstur tanah, tekstur tanah juga mempengaruhi
pori-pori tanah, tanah yang kasar akan lebih banyak memiliki pori makro
daripada tanah denngan tekstur halus sehingga daya penyimpanan airnya lebih
rendah daripada tanah dengan tekstur halus.
·
Besarnya
evaporasi, semakin besar tingkan evaporasi maka akan semakin banyak air yang
hilang dari tanah sehingga KA tanah akan berkurang.
·
Senyawa
kimia, semakin banyak senyawa kimia pada tanah maka kadar air tanah akan
semakin menurun.
·
Topografi,
topografi mempengaruhi penyerapan air pada tanah, pada tipografi yang datar air
akan cepat terseram oleh tanah dan penyerapannya merata, pada topografi lereng
maka air yang terserap oleh tanah akan lebih sedikit karena air bergerak bebas
(mengalir) sedang pada topografi cekung apabila ada air maka tanah dibawahnya
akan jenuh oleh air dan bahkan berlebihan (air akan menggenang)
Karena faktor-faktor diatas maka sangat mungkin terdapat
perbedaan KA tanah sehingga berdasarkan perbedaan tanah dalam menahan air maka air tanah yang tertahan
dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan yaitu, jenuh, kapasitas lapang dan
kering udara.
1.
KA
Tanah pada Kondisi Jenuh.
Berdasarkan
pengamatan, Tanah dalam keadaan jenuh memiliki angka KA yang paling tinggi
dibanding tanah dalam kondisi kapasitas lapang dan kering udara, ini
dikarenakan pada kondisi jenuh, seluruh pori-pori (pori makro, messo, dan
mikro) atau ruang pada tanah dipenuhi/terisi oleh air. Sedangkan pada kapasitas
lapang dan kering udara tidak semua pori-pori tanahnya di penuhi/terisi air.
2.
KA
Tanah pada Kondisi kapasitas lapang.
Tanah
dalam kondisi kapasitas lapang memiliki angka KA yang lebih rendah dari pada KA
pada tanah dalam konisi jenuh namun lebih tinggi daripada KA tanah dalam
kondisi kering udara, ini dikarenakan pada kondisi kapasitas lapang sebagian
ruang pori makro sudah terisi udara akibat dari menguapnya sebagian air pada
pori-pori makro itu, namun pada ruang pori mikro dan messo masih terisi air.
3.
KA
Tanah pada Kondisi kering udara.
Tanah
dalam keadaan kering udara memiliki angka KA paling rendah dibanding KA pada tanah
yang dalam keadaan jenuh dan kapasitas lapang ini dikarenakan pada kondisi
kering udara air hanya tersedia pada pori mikronya saja sedang air pada pori
makro dan meso telah menguap dan digantikan/terisi udara.
BAB VII
KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Kadar
air tanah dalam kondisi jenuh : 51,59 % kapasitas lapang : 25,02 % dan kering
udara : 8,28 %
2.
Kadar
air tertinggi terdapat pada tanah dalam kondisi jenuh
3.
Kadar
air pada tanah yang dalam kondisi kapasitas lapang memiliki kadar air yang
lebih rendah dari pada kadar air pada tanah dalam keadaan jenuh namun lebih
tinggi daripada kadar air yang terdapat pada tanah dalam keadaan kering udara.
4.
Kadar
air tanah pada tanah dalam keadaan kering udara lebih rendah dibanding kadar
air pada tanah dalam kondisi jenuh dan kapasitas lapang.
5.
Faktor
yang mempengaruhi kadar air tanah adalah :
·
Banyaknya
curah hujan atau Suplay air.
·
Kemampuan
tanah menahan air.(dipengaruhi oleh
kadar bahan organik dan tekstur)
·
Besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi).
·
Senyawa
kimiawi atau kandungan garam-garam.
·
Topografi.
Daftar
Pustaka.
Blogspot. 2010. Air Tanah dan Kadar Air Tana(http://uftoriwasit.blogspot.com/2010/10/air-tanah-dan-kadar-air-tanah.html).
Akses 05 November 2010.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta; Rajawali Pers. Hal
115-117.
Nurhidayati. 2006. Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah. Malang; Universitas
Islam Malang. Halaman 64.
Nurhidayati. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah . Malang;
Universitas Islam Malang. Halaman 22-23.
Tani Muda. Air Tanah.2010. (http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/kadar-air-tanah/).
Akses 05 November 2010.
Wiki pedia. Air tanah.(http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Tanah).2010. Akses
tgl 05 November 2010.