BUDIDAYA TANAMAN JERUK
Tanaman
jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam
di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani
dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam
bervariasi untuk setiap jenis jeruk. Jenis jeruk keprok dan siem : jarak
tanam 5 x 5 m. Jenis jeruk manis : jarak tanam 7 x 7 m. Jenis jeruk
sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m. Jenis jeruk nipis : jarak tanam 4
x 4 m. Jenis jeruk grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m. Jenis jeruk besar
: jarak tanam (10-12) x (10-12) m.
Budidaya Jeruk |
J E R U K
( Citrus sp. )
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan
yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali
jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di
Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada
di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk
manis dan keprok dari Amerika dan Itali.
Prospek
agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi
yang luas. Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya petani serta
didukung dengan hasil inovasi teknologi pemupukan, pengelolaan hama dan
penyakit terpadu, serta sistem budidaya lainnya diharapkan mampu
meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk.
Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L), jeruk manis (C. auranticum L. Dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.), jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC).
Manfaat Tanaman Jeruk
- Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi.
- Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.
- Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.
Sentra Penanaman Jeruk
Sentra
jeruk di Indonesia tersebar meliputi: Garut (Jawa Barat), Tawangmangu
(Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi
Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara).
Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration),
beberapa sentra penanaman mengalami penurunan produksi yang diperparah
lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yang saat ini tidak berlaku
lagi.
Syarat Pertumbuhan
Iklim
Tanaman
jeruk memerlukan 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000
mm/th merata sepanjang tahun, air yang cukup terutama di bulan
Juli-Agustus. Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum
sekitar 70-80%. Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga
dan buah. Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai
tempat yang terlindung dari sinar matahari. Jenis tanah Andosol dan
Latosol sangat cocok, derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 .
Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah.
Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk
menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Tanaman
jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan
sekitar 300. Ketinggian tempat penanaman jeruk sangat bervariasi,
tergantung pada spesies yang akan ditanam. Jenis Keprok Madura, Keprok
Tejakula: 1–900 m dpl. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m
dpl. Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl. Jenis Siem:
1–700 m dpl. Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl. Jenis Purut: 1–400 m dpl.
Pembibitan
- Teknik generatif
Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong kemudian dianginkan di tempat yang tidak terkena sinar selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang. Media semai dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1).
- Teknik Vegetatif
Metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
Pedoman Budidaya
Persiapan Lahan
Lubang
tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu
sebelum tanam. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan
atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20
kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat
asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika
jeruk ditanam di tanah sawah.
Teknik Penanaman
Bibit
jeruk dapat ditanam setelah memiliki 6-8 helai daun pada musim hujan
atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya
ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
1) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.
2) Pengurangan akar.
3) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah
bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa
atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa
sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan
batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat
ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling
menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah
yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
2) Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya biasanya dilakukan pada saat pemupukan.
3) Pembubunan
Jika
ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di
sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika
pangkal akar sudah mulai terlihat.
4) Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan
cabang
yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari
tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang
kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap
cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan
ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya
celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang
sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
5) Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai berikut:
a) 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; Pupuk kandang=20 kg/tan.
b) 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; Pupuk kandang=40 kg/tan.
c) 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; Pupuk kandang=60 kg/tan.
d) 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; Pupuk kandang=80 kg/tan.
e) 5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100;
Pupuk kandang=100 kg/tan.
f) 6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120;
Pupuk kandang=120 kg/tan.
g) 7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140;
Pupuk kandang=140 kg/tan.;
h) 8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160;
Pupuk kandang=160 kg/tan.
i) 8 bulan: Urea 1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200;
Pupuk kandang=200 kg/tan.
6) Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman
jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali
dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di
sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
7) Penjarangan Buah
Pada
tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan
supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas
buah terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak
terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di
dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu
tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.
Hama Tanaman Jeruk
1) Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala:
Tunas keriting, tanaman mati.
Pengendalian:
Penyemprotan
dengan menggunakan insektisida berbahan aktif dimethoate,
monocrotophos, imidakloprid, abamektin, atau endosulfan. Buang bagian
tanaman yang terserang.
2) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga.
Gejala:
Daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
Pengendalian:
Penyemprotan
dengan menggunakan insektisida berbahan aktif methidathion, dimethoate,
diazinon, phosphamidon, malathion, atau imidakloprid
3) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian yang diserang adalah daun muda.
Gejala:
Alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok.
Pengendalian:
Penyemprotan
dengan menggunakan insektisida berbahan aktif methidathion, malathion,
diazinon, profenofos, sipermetrin, betasiflutrin, atau klorpirifos.
Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
4) Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah.
Gejala:
Bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian:
Penyemprotan
dengan menggunakan insektisida/akarisida berbahan aktif, cyhexation,
dicofol, oxythioquimox, dicarbam, atau abamektin.
5) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian yang diserang adalah buah.
Gejala:
Lubang yang mengeluarkan getah.
Pengendalian:
Penyemprotan
dengan menggunakan insektisida berbahan aktif methomyl, methidathion,
fipronil, atau deltametrin. Buah yang terserang dipetik dan dimusnahkan.
6) Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Gejala:
Bercak
coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah
muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
Pengendalian:
Penyemprotan
dengan menggunakan insektisida berbahan aktif fenitrotionmothion,
fenithion, metamidofos, methomil, atau imidakloprid.
7) Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala:
Bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua.
Pengendalian:
Penyemprotan
dengan menggunakan insektisida berbahan aktif methomyl, methidathion,
profenofos, atau sipermetrin. Kemudian buang bagian yang diserang.
8) Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda.
Gejala:
Helai
daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi
hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan
kadang-kadang disertai nekrotis.
Pengendalian:
Menjaga
agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke
bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Penyemprotan dengan
menggunakan insektisida berbahan aktif difocol, propargite, abamektin,
asetamiprid, atau imidakloprid.
9) Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai buah.
Gejala:
Berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian:
Penyemprotan
dengan menggunakan insektisda berbahan aktif methomyl, triazophos,
carbaryl, atau methidathion. Kemudian cegah datangnya semut yang dapat
memindahkan kutu.
10) Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak.
Gejala:
Lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.
Pengendalian:
Pemasangan
alat perangkap sexpheromone menggunakan Methyl-Eugenol atau protein
Hydrolisate. Penyemprotan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif
fenthion, dimethoathe, atau klorfenapir.
11) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai.
Gejala:
Daun
berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan
berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.
Pengendalian:
Penyemprotan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif diazinon, phosphamidon, dichlorophos, atau methidhation.
12) Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah.
Gejala:
Daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati.
Pengendalian:
Sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida carbaryl, atau diazinon.
Penyakit Tanaman Jeruk
1) CVPD
Penyebab:
Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.
Gejala:
Daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
Pengendalian:
Gunakan
tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun
minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida
untuk mengendalikan serangga vektor dan sanitasi kebun yang baik.
2) Tristeza
Penyebab:
Virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen.
Gejala:
Lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
Pengendalian:
Sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan serangga vektor.
3) Woody gall (Vein Enation)
Penyebab:
Virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange.
Gejala:
Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
Pengendalian:
Gunaan mata tempel bebas virus dan sanitasi areal pertanaman, pengendalian serangga vektor.
4) Blendok
Penyebab:
Fungi Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau
cabang.
Gejala:
Kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian:
Pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
5) Embun tepung
Penyebab:
Fungi Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan
tangkai muda.
Gejala:
Tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian:
Penyemprotan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif pyrazophos, bupirimate, atau metil-tiofanat.
6) Kudis
Penyebab:
Fungi Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah.
Gejala:
Bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
Pengendalian:
Pemangkasan teratur. Penyemprotan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif makozeb, propineb, Benomyl atau simoksanil.
7) Busuk buah
Penyebab:
Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang adalah buah.
Gejala:
Terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
Pengendalian:
Hindari
kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas atau fungisida
berbahan aktif propamokarb hidroklorida, pelilinan buah dan pemangkasan
bagian bawah pohon.
8) Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab:
Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning.
Gejala:
Tunas tidak segar, tanaman kering.
Pengendalian:
Pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman,
buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. Penyemprotan
dengan fungisida berbahan aktif simoksanil, propamokarb hidroklorida,
famoksadon atau metalaksil.
9) Buah gugur prematur
Penyebab:
Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga
Gejala:
2 – 4 minggu sebelum panen buah gugur.
Pengendalian:
Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif benomyl, metiltiofanat, karbendazim, atau klorotalonil.
10) Jamur upas
Penyebab:
Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang.
Gejala:
Retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
Pengendalian:
Kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.
11) Kanker
Penyebab:
Bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah.
Gejala:
Bercak
kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar
dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm. Pengendalian:
Penyemprotan
dengan fungisida berbahan aktif tembaga. Selain itu untuk mencegah
serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke
dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.
PANEN
Ciri dan Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.
Cara Panen
Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.
Perkiraan Produksi
Rata-rata
tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang
sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1
ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai
40 ton/ha.
PASCAPANEN
Pengumpulan
Di
kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah
yang mutunya rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan
berdasarkan diameter dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas.
Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D
memiliki diameter dan berat terkecil.
Penyortiran dan Penggolongan
Setelah
buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan
dari buah yang busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan
ukuran dan jenisnya.
Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur ruangan 8-100C.
Pengemasan
Sebelum
pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak
terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan
jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian
rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah
tidak dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar