Analisis Usahatani Jamur Kayu
Variabel usaha tani yang diperlukan
untuk menentukan kelayakan sistem budidaya jamur tiram putih
meliputi :
A.
Pendapatan
Per Tahun.
Pendapatan per tahun dihitung dalam
tiga kali produksi yang masing-masing dalam 1000 bag-log membutuhkan waktu
empat bulan, dihitung dengan rumus :
Pendapatan
per tahun = 3 x (produksi) x harga kg-1 berat jamursegar
= 3 x (BSTBB x 1000 bag-log) x Rp.
8000,00.
B.
Keuntungan
Bersih.
Keuntungan bersih
yang diperoleh selama satu tahun dengan tiga kali produksi, ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keuntungan
bersih = Pendapatan (Rp) – Total Biaya (Rp)
C.
Titik
Impas.
Titik impas
merupakan titik yang menggambarkan
budidaya jamur tidak mengalami kerugian dan juga tidak mendapatkan
keuntungan, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Biaya Tetap
Titik
Impas = -----------------------------------------------------
1 - (Biaya Tidak Tetap :
Hasil Penjualan)
D.
Tingkat
Pengembalian Modal.
Tingkat pengembalian modal (TPM),
yang memberikan gambaran dalam waktu satu tahun produksi, berapa bulan waktu
yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang telah dipergunakan untuk
budidaya jamur tiram putih, yang dihitung sebagai berikut :
Jumlah modal yang
diperlukan
TPM
= --------------------------------------------------
Keuntungan Bersih + Biaya
Penyusutan
CONTOH PERHITUNGAN
Biaya Usahatani Jamur Dihitung dalam 1000 Bag-Log
A.
Modal
Tetap
Modal
tetap yang diperlukan untuk melaksanakan wirausaha lima jenis jamur kayu disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Modal Tetap Yang Diperlukan Untuk Wirausaha Lima
Jenis Jamur Kayu
No.
|
Uraian
|
Harga
Satuan (Rp)
|
Total
(Rp)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
|
Drum bekas diberi sarangan dan tutup 2 buah
Kompor cap zepelin 2 buah
Tabung minyak ukuran 10 liter 1 buah
Pompa 1 buah
Usuk bambu 18 batang
Kayu (4X6) cm 4 batang
Karung ukuran 1 kw 30 lembar
Paku Berbagai ukuran
Bilik ukuran dinding dari bambu 15 lembar
Atap dari welit (anyaman daun tebu) 50 lembar
Kawat 1 kg
Sewa tempat 1 tahun
(2 X 10 ) m
Ongkos membuat rumah
jamur
|
50.000,00
45.000,00
300.000,00
60.000,00
4.000,00
15.000,00
1.000,00
20.000,00
2.500,00
15.000,00
300.000,00
|
100.000,00
90.000,00
300.000,00
60.000,00
72.000,00
60.000,00
30.000,00
15.000,00
300.000,00
75.000,00
15.000,00
300.000,00
150.000,00
|
|
Jumlah
|
|
1.567.000,00
|
Catatan Modal tetap berlaku 3 tahun
B.
Modal
Tidak Tetap
Modal
tidak tetap berkaitan dengan bahan habis pakai dalam sekali produksi, untuk
wirausaha lima
jenis jamur kayu modal tidak tetap disajikan pada Table 25
Tabel 25 Rincian Modal
Tidak Tetap untuk Wirausaha Lima Jenis Jamur Kayu
No.
|
Uraian
|
Harga
Satuan (Rp)
|
Total
(Rp)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Bibit
jamur 25 botol
Kapas
dakron nomor 1 2 kg
Karet
pentil nomor 1 0,5 kg
Minyak
tanah 100 liter
Plastik
PP 0,08 mm 1000 lembar
Cincin
kepala 1000 buah
Calsium Carbonat 5 kg
Gipsum
Tepung jagung 5
kg
SP36 5 kg
Ongkos angkut serbuk gergaji 1 ton
Upah pengemasan dan sterilisasi, pemeliharaan dan panen
|
7.500,00
15.000,00
1.000,00
150,00
150,00
300,00
2.500,00
1.500,00
1.800,00
|
187.500,00
30.000,00
7.500,00
100.000,00
150.000,00
150.000,00
1.500,00
37.500,00
7.500,00
9.000,00
300.000,00
300.000,00
|
|
Jumlah
|
|
1.280.500,00
|
Catatan: Sekali produksi waktunya 4 bulan dalam setahun
berarti 3 kali produksi.
C.
Jumlah
Modal Sekali Produksi atau Total Biaya Per Tahun
Jumlah modal sekali produksi dirumuskn sebagai berikut:
|
Penyusutan = modal tetap : 3
= Rp.
1.567.000,00 : 3 = Rp. 522.333,00
Perbandingan
Hasil Analisis Usahatani lima Jenis Jamur Kayu
A.
Jamur
Tiram Putih
a.
Harga per-kg jamur segar Rp. 8 500,-
b.
Nilai Efisiensi Biologi (EB) rata-rata
45%, artinya dalam satu bag-log substrat yang beratnya 1000 g dihasilkan 450 g
badan buah jamur segar. Sehingga dalam 1000 bag-log diperoleh 1000 x 450 g = 450 kg. Hasil
penjualan dalam sekali produksi 450 x Rp. 8 500,- = Rp. 3 825 000,-
c.
Hasil Penjualan Per Tahun
Rp. 3 825 000,- x 3 kali produksi = Rp. 11 475 000,-
d.
Keuntungan Bersih Per Tahun
-Pendapatan
yang diperoleh Rp. 11 475 000,-
-Total biaya
per tahun yang = Rp. 522 333,-
+ ( 3 x Rp. 1 280 500,-)
= Rp. 4 363 833,-
-Keuntungan
Bersih yang diperoleh = (Rp. 11 475 000,-) – (Rp. 4 363 833,-)
= Rp. 7 111 167,-
e.
Titik Impas (BEP)
Titik
impas kembali modal (break event point)
dihitung dengan rumus :
Titik
Impas = biaya tetap : {1 – (biaya tidak tetap : hasil penjualan)}
= (Rp. 522 333,-) : {1 – (Rp. 3 841 500,- :
Rp. 11 475 000,-)}
= Rp. 785 463,16.
Artinya
pada tingkat penjualan Rp. 11 475 000,- titik impas kembali modal dicapai pada
Rp. 785 463,16.
f.
Tingkat Pengembalian Modal (TPM)
TPM = {(jumlah modal) :
(keuntungan bersih = penyusutan)} x 12 bulan
=
{(Rp. 5 408 500,-) :
(Rp. 7 111 167,- + Rp. 522 333,-)} x 12 bulan
=
Rp. 8,5 bulan
artinya
waktu yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran atau biaya
investasi ialah 8,5 bulan.
B.
Jamur
Tiram Merah
a.
Harga per-kg jamur segar Rp. 9 500,-
b.
Nilai Efisiensi Biologi (EB) rata-rata
35%, artinya dalam satu bag-log substrat yang beratnya 1000 g dihasilkan 350 g
badan buah jamur segar. Sehingga dalam 1000 bag-log diperoleh 1000 x 350 g = 350 kg. Hasil
penjualan dalam sekali produksi 350 x Rp. 9 500,- = Rp. 3 325 000,-
c.
Hasil Penjualan Per Tahun
Rp. 3 325 000,- x 3 kali produksi = Rp. 9 975 000,-
d.
Keuntungan Bersih Per Tahun
-Pendapatan
yang diperoleh Rp. 9 975 000,-
-Total
biaya per tahun = Rp. 522 333,- + ( 3 x Rp. 1 280 500,-)
= Rp. 4 363 833,-
-Keuntungan
Bersih yang diperoleh = (Rp. 9 975 000,-) – (Rp. 4 363 833,-)
= Rp. 5 611 167,-
e.
Titik Impas (BEP)
Titik
impas kembali modal (break event point)
dihitung dengan rumus :
Titik
Impas = biaya tetap : {1 – (biaya tidak tetap : hasil penjualan)}
= (Rp. 522 333,-) : {1 – (Rp. 3 841 500,- : Rp. 9 975 000,-)}
= Rp. 849 321,95.
Artinya
pada tingkat penjualan Rp. 9 975 000,- titik impas kembali modal dicapai pada
Rp. 849 321,95.
f.
Tingkat Pengembalian Modal (TPM)
TPM = {(jumlah modal) :
(keuntungan bersih = penyusutan)} x 12 bulan
= {(Rp. 5 408 500,-) :
(Rp. 5 611 167,- + Rp. 522 333,-)} x 12 bulan
=
Rp. 10,6 bulan
artinya
waktu yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran atau biaya
investasi ialah 10,6 bulan.
C.
Jamur
Tiram Coklat
a.
Harga per-kg jamur segar Rp. 11 000,-
b.
Nilai Efisiensi Biologi (EB) rata-rata
40%, artinya dalam satu bag-log substrat yang beratnya 1000 g dihasilkan 400 g
badan buah jamur segar. Sehingga dalam 1000 bag-log diperoleh 1000 x 400 g = 400 kg. Hasil penjualan
dalam sekali produksi 400 x Rp. 11 000,- = Rp. 4 400 000,-
c.
Hasil Penjualan Per Tahun
Rp. 4 400 000,- x 3 kali produksi = Rp. 13 200 000,-
d.
Keuntungan Bersih Per Tahun
-Pendapatan
yang diperoleh Rp. 13 200 000,-
-Total
biaya per tahun = Rp. 522 333,- + ( 3 x Rp. 1 280 500,-)
= Rp. 4 363 833,-
-Keuntungan
Bersih yang diperoleh = (Rp. 13 200 000,-) – (Rp. 4 363 833,-)
= Rp. 8 836 167,-
e.
Titik Impas (BEP)
Titik
impas kembali modal (break event point)
dihitung dengan rumus :
Titik
Impas = biaya tetap : {1 – (biaya tidak tetap : hasil penjualan)}
= (Rp. 522 333,-) : {1 – (Rp. 3 841 500,- : Rp. 13 200 000,-)}
= Rp. 735 680,28.
Artinya
pada tingkat penjualan Rp. 13 200 000,- titik impas kembali modal dicapai pada
Rp. 735 680,28.
f.
Tingkat Pengembalian Modal (TPM)
TPM = {(jumlah modal) :
(keuntungan bersih = penyusutan)} x 12 bulan
=
{(Rp. 5 408 500,-) :
(Rp. 8 836 167,- + Rp. 522 333,-)} x 12 bulan
=
Rp. 6,9 bulan
artinya
waktu yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran atau biaya
investasi ialah 6,9 bulan.
D.
Jamur
Kuping Hitam
a.
Harga per-kg jamur segar Rp. 12 500,-
b.
Nilai Efisiensi Biologi (EB) rata-rata
45%, artinya dalam satu bag-log substrat yang beratnya 1000 g dihasilkan 450 g
badan buah jamur segar. Sehingga dalam 1000 bag-log diperoleh 1000 x 450 g = 450 kg. Hasil
penjualan dalam sekali produksi 400 x Rp. 12 500,- = Rp. 5 625 000,-
c.
Hasil Penjualan Per Tahun
Rp. 5 625 000,- x 3 kali produksi = Rp. 16 875 000,-
d.
Keuntungan Bersih Per Tahun
-Pendapatan
yang diperoleh Rp. 16 875 000,-
-Total
biaya per tahun = Rp. 522 333,- + ( 3 x Rp. 1 280 500,-)
= Rp. 4 363 833,-
-Keuntungan
Bersih yang diperoleh = (Rp. 16 875 000,-) – (Rp. 4 363 833,-)
=
Rp. 12 511 167,-
e.
Titik Impas (BEP)
Titik
impas kembali modal (break event point)
dihitung dengan rumus :
Titik
Impas = biaya tetap : {1 – (biaya tidak tetap : hasil penjualan)}
= (Rp. 522 333,-) : {1 – (Rp. 3 841 500,- :
Rp. 16 875 000,-)}
=
Rp. 678 354,55.
Artinya
pada tingkat penjualan Rp. 16 875 000,- titik impas kembali modal dicapai pada
Rp. 678 354,55.
f.
Tingkat Pengembalian Modal (TPM)
TPM = {(jumlah modal) :
(keuntungan bersih = penyusutan)} x 12 bulan
= {(Rp. 5 408 500,-) : (Rp. 12 511 167,-
+ Rp. 522 333,-)} x 12 bulan
= Rp.
5,0 bulan
artinya
waktu yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran atau biaya
investasi ialah 5,0 bulan.
E.
Jamur
Shitake
a.
Harga per-kg jamur segar Rp. 18 000,-
b.
Nilai Efisiensi Biologi (EB) rata-rata
40%, artinya dalam satu bag-log substrat yang beratnya 1000 g dihasilkan 400 g
badan buah jamur segar. Sehingga dalam 1000 bag-log diperoleh 1000 x 400 g = 400 kg. Hasil penjualan
dalam sekali produksi 400 x Rp. 18 000,- = Rp. 7 200 000,-
c.
Hasil Penjualan Per Tahun
Rp. 7 200 000,- x 3 kali produksi = Rp. 21 600 000,-
d.
Keuntungan Bersih Per Tahun
-Pendapatan
yang diperoleh Rp. 21 600 000,-
-Total
biaya per tahun = Rp. 522 333,- + ( 3 x Rp. 1 280 500,-)
= Rp. 4 363 833,-
-Keuntungan
Bersih yang diperoleh = (Rp. 21 600 000,-) – (Rp. 4 363 833,-)
=
Rp. 17 236 167,-
e.
Titik Impas (BEP)
Titik
impas kembali modal (break event point)
dihitung dengan rumus :
Titik Impas
= biaya tetap : {1 – (biaya tidak tetap : hasil penjualan)}
= (Rp. 522 333,-) : {1 – (Rp. 3 841 500,- :
Rp. 21 600 000,-)}
= Rp. 635 441,61.
Artinya
pada tingkat penjualan Rp. 21 600 000,- titik impas kembali modal dicapai pada
Rp. 635 441,61.
f.
Tingkat Pengembalian Modal (TPM)
TPM = {(jumlah modal) :
(keuntungan bersih = penyusutan)} x 12 bulan
=
{(Rp. 5 408 500,-) :
(Rp. 17 236 167,- + Rp. 522 333,-)} x 12 bulan
=
Rp. 3,7 bulan
artinya
waktu yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran atau biaya
investasi ialah 3,7 bulan.
HASIL PERBANDINGAN
Tabel 26
Perbandingan Analisis Usaha Tani dari Lima Jenis Jamur Kayu
No.
|
Jenis Jamur
|
Efisiensi Biologi (%)
|
Keuntungan Bersih (Rp)
|
Titik Impas (Rp)
|
Tingkat Pengembalian Modal (bln)
|
1.
|
Tiram
Putih
|
45
|
7 111 167
|
785 463,16
|
8,5
|
2.
|
Tiram
Merah
|
35
|
5 611 167
|
849 321,95
|
10,6
|
3.
|
Tiram
Coklat
|
40
|
8 836 167
|
735 680,28
|
6,9
|
4.
|
Kuping
Hitam
|
45
|
12 511 167
|
678 354,55
|
5,0
|
5.
|
Shitake
|
40
|
17 236 167
|
635 441,61
|
3,7
|
Catatan : - produksi
jamur dihitung dalam bentuk bobot segar
-
dalam perhitungan tidak termasuk gaji
karyawan, pimpinan dan lain sebagainya
-
pola
perhitungan menggunakan menejemen wirausaha jamur yang sederhana.
Manajemen Wirausaha Jamur Kayu
Berwirausaha jamur kayu tidak ubahnya mengelola suatu
bisnis yang tujuan ahirnya harus mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya. Guna
mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu manjemen yang mengatur mulai dari
perencanaan sampai evaluasi hasil produksi. Dalam budidaya jamur kayu seorang
wirausahawan dituntut bukan saja akhli dalam menghasilkan jamur tetapi juga
dituntut untuk mampu membaca permintaan konsumen. Penguasaan lapangan yang
baik memberikan korelasi yang positip
terhadap produk jamur yang dihasilkan. Walau petani terus menerus meningkatkan
metode dan teknik untuk memperbaiki produktivitas, kurang ada gunanya jika
jamur yang dihasilkan tidak disukai oleh konsumen
Dua hal tersebut di atas yang tidak semua wirausahawan jamur mampu
memerankan sehingga tidak jarang produksi jamur melimpah tetapi tidak ada
permintaan atau banyak permintaan tetapi suplai barang tidak ada. Oleh sebab
itu dalam berbisnis kita harus mendefinisikan bisnis dengan benar. Agar
wirausaha jamur tidak menyerupai kasus
komoditi cabai yang sulit diatasi secara makro yang terkenal dengan sebutan commodity trap maka langkahnya yaitu
menjadikan petani jamur tidak sekedar sebagai penanam tetapi dibekali dengan sense of businees.
11.5. Pengertian Bisnis dan Arti Pentingnya.
Bisnis berasal dari bahasa Inggris yang berarti : perusahaann,
urusan atau usaha. Secara sempit bisnis diartikan kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam arti yang lebih luas
bisnis mencakup usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta
baik yang mengejar keuntungan atau tidak.
Semua manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka, dan
kebutuhan ini harus dipenuhi, yaitu berupa kebutuhan akan makanan, pakaian, dan
papan. Khusus untuk kebutuhan makanan dan kesehatan bisnis jamur kayu merupakan
salah satu produk yang disukai dan dibutuhkan oleh masyarakat. Bagi
dunia tata boga jamur kayu seperti tiram, kuping, dan shitake sudah dikenal
secara turun temurun.
Semua
kebutuhan tersebut dapat dipenuhi melalui kegiatan bisnis, jadi tujuan utama
bisnis ialah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Tujuan lain
dari bisnis adalah memperoleh laba, sehingga modal yang digunakan dapat
digulirkan secara terus menerus. Laba bagi wirausahawan jamur sangat penting
sebab :
1. Laba menjadi tujuan dari kegiatan
wirausaha, agar dapat menjaga kelangsungan usaha tersebut,
2.
Laba adalah sebagai
insentif atau pendorong untuk bekerja lebih efisien,
3.
Laba yang dicapai
merupakan ukuran standar perbandingan dengan wirausaha pertanian yang lain,
4.
Laba akan merupakan
penghasilan bagi pemerintah, karena dengan meningkatnya laba bisnis, maka
meningkat pula penghasilan pemerintah melalui sistem perpajakan.
11.6. Peluang-peluang Berwirausaha Jamur Kayu.
Wirausaha atau bisnis menyediakan peluang yang tidak terbatas bagi siapa
saja yang memiliki niat, semangat, energi dan berani menghaadapi tantangan. Bisnis menyediakan lapngan pekerjaan dari berbagai status
dan lapangan. Mulai dari pekerja, direktur dan lain sebagainya.
Dalam berbisnis harus sangat tanggap
terhadap kekurangan barang di pasar guna memenuhi kebutuhan mnusia sepanjang
massa. Kegiatan semacam ini bergulir terus menerus seperti suatu siklus yang
tidak ada henti-hentinya, dan tantangan datang terus menerus. Fenomena semacam
ini sangat sesuai dengan jiwa anak muda (mahasiswa) yang sangat haus tantangan.
Jika suatu wirausaha sudah dimulai, maka
saat itu juga tanggung jawab harus dipikul terhadap masyarakat. Semua usaha
harus dimulai dari bawah agar memiliki pondasi kuat untuk mencapai tingkat
profesional. Pengorbanan tenaga, biaya, dan waktu untuk mendapatkan pengalaman,
ketrampilan, dan keahlian sudah sangat wajar dilalui para wirausahawan yang
sukses.
11.7 Pertanyaan
Dalam Berbisnis Jamur
Bisnis
dalam masyarakat akan menjawab dua pertanyaan utama yang berkaitan dengan para
konsumen. Pertanyaan pertama : Apa yang akan diproduksi, hal ini ditentukan
oleh needs dan wants konsumen masa kini. Needs
= kebutuhan, artinya suatu rasa kekurangan yang perlu dipenuhi oleh barang dan
jasa, sedangkan Wants berarti suatu kebutuhan yang sudah
dipengaruhi oleh suatu budaya kebiasaan tertentu.
Produksi diartikan sebagai usaha
menciptakan barang dan jasa yang menambah kegunaan (utility). Ada
empat kegunaan dari suatu produksi yaitu :
1.
Form utility yaitu mengubah bentuk barang menjadi barang baru, contohnya
seperti badan buah jamur dirubah menjadi jamur instan atau kapsul atau ekstrak
jamur madu.
2.
Place utility yaitu kegunaan karena adanya perpindahan tempat, misalnya
barang berpindah tempat dari satu kota ke kota lain, atau dari desa ke kota.
3.
Time utility ialah kegunaan karena adanya tenggang waktu
4.
Possesssion utility yaitu kegunaan akan semakin meningkat karena adanya
perpindahan hak milik dari penjual kepada pembeli.
Istilah produktivitas diartikan
perbandingan antara hasil produksi dengan pengorbanan-pengorbanan yang
dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Produktivitas erat kaitannya
dengan efisiensi, makin tinggi efisiensi makin tinggi pula produktivitas. Biaya
yang dikeluarkan untuk membuat suatu barang disebut efisiensi (daya guna), dan
bila melihat hasil yang dicapai dibandingkan dengan biaya yang dikorbankan
disebut produktivitas (hasil guna).
Wirausaha jamur kayu di tingkat pedesaan yang memanfaatkan
pekarangan atau bekas kandang ternak merupakan upaya membangun bisnis kecil.
Mengapa pengusahaan jamur tersebut digolongkan dalam bentuk bisnis kecil karena
usaha tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Manajemennya
dilakukan secara bebas, biasanya pemilik langsung menjadi menejer,
2.
Modal berasal dari pemilik atau
kelompoknya,
3.
Daerah operasinya bersifat lokal, dan si
pemilik bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi bisnis,
Ada
kalanya bisnis jamur ini bersifat sambilan yang dilakukan oleh seseorang dengan
dibantu oleh sanak famili. Model yang demikian lebih tepat disebut sebagai sektor
informal. Adapun ciri –ciri dari sektor informal ini antara lain :
1.
Kegiatan
usaha tidak terorganisasi dengan baik
2.
Belum
mempunyai izin usaha yang resmi
3.
Teknologi yang digunakan sangat sederhana
4.
Modal dan perputaramn usaha sangat kecil
5.
Pendidikan formal dari para pengelolanya
tidak menjadi pertimbangan dalam membuka usaha
6.
Usahanya bersifat mandiri, jika ada
karyawan biasanya dari keluarga sendiri.
7.
Oleh sebabitu bentuk usaha bisnis kecil
dapat dibedakan dengan melihat cara pengelolaan, lokasi, luas meter persegi
tempat usaha, komoditi yang dijual, pemilikan, karyawan, dan teknologi yang
digunakan.
11.8. Resiko dan Kegagalan Bisnis Kecil Jamur
Setiap
bisnis memiliki resiko tetapi resiko bagi bisnis kecil sangat tinggi
dibandingkan dengan bisnis besar. Kelangsungan hidup bisnis kecil sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, lokasi, persaingan, kualifikasi pemilik, dan
efektifitas menjalankan bisnis. Faktor-faktor yang sering menyebabkan kegagalan
pada bisnis kecil misalnya terjadinya bencana alam, kecelakaan, menurunnya
produktivitas pemilik, dan hal-hal yang menyangkut manajerialnya, seperti
kesalahan membaca pasar.
11.9. Prospek Bisnis Kecil di Masa depan
Bisnis
kecil memberikan tantangan kepada anak muda baik laki-laki maupun perempuan.
Terutama para remaja yang telah tamat dari SMA atau perguruan tinggi. Bekal penalaran dan ketajaman analisa sangat sesuai untuk menghadapi masa
depan bisnis kecil. Ada beberapa kiat agar
dapat menjadi seorang wirausahawan yang sukses yaitu :
1.
Memiliki semangat dan daya juang yang
tinggi serta jujur,
2.
Memiliki kepercayaan diri dan memiliki
ketajaman menganalisis keadaan
3.
Mempunyai tujuan yang tinggi tetapi
realistis dan dapat dicapai
4.
Memiliki pandangan kedepan untuk kemajuan
usahanya
5.
Memberikan
produk yang terbaik dalam persaingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar