MAKALAH
AGAMA ISLAM II
MALAIKAT
MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN HADITS DAN SAINS
Dosen
pengajar:
Ir.Zainul Arifin
Disusun
Oleh:
Ali
mahbub suyuti
(2110310020)
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
ISLAM MALANG (UIM)
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
WR.WB
Puji
syukur tercurah kan hanya pada Allah SWT, tuhan semesta alam, karena berkat
Rahmat dan Ridho-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul
Pengenalan Alat dapat terselesaikan. Meskipun di dalam makalah ini masih banyak
kekurangannya. Makalah ini kami tulis
berdasarkan data yang kami peroleh dari internet dan buku.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas makalah Agama
II fakultas Pertanian Universitas Islam Malang(UIM). Dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharap saran dan kritikan yang membangun
demi kebaikan laporan ini. Semoga penulisan makalah ini dapat berguna bagi
laporan berikutnya.
Wassalamualaium
WR.WB
Malang,
Mei 2012
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Menjelasakan arti beriman pada Malaikat
B. Tugas-tugas Malaikat
C.
Malaikat dalam perspektif sains
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan
malaikat di alam abstrak dan pergantian mereka secara positif ditengah-tengah
makhluk dan ditengah-tengah rill sekaligus hubungan mereka dengan manusia di
dunia dan akhirat, kita wajib mengimani eksistensi mereka dan berusaha
menghubungkan diri dengan mereka untuk mensucikan jiwa dan hati serta beribadah
kepada Allah dengan khusyu’.
Berhubungan
dengan malaikat merupakan ketinggian spiritual dan realisasi hikmah luhur
sebagaimana Allah menciptakan manusia karena keagungan hikmah, yaitu melaksanakan
amanat Allah, dan menegakkan kekhalifahan-Nya di muka bumi. Oleh karena itu,
iman pada malaikat termasuk perbuatan baik dan merupakan panji-panji kebenaran
dan takwa.
Iman tidak akan
mempunyai nilai hakikat kecuali jika manusia mengimani alam abstrak
(Malaikat) tanpa ragu-ragu dan tidak
berdasar praduga. Ini adalah cara para
nabi dan orang-orang mu’min yang telah menemukan hakikat dengan penglihatan
mereka sehingga mereka mampu menangkap sesuatu yang tidak diketahui oleh
orang-orang yang lengah dimuka bumi ini.
B. Tujuan
1. Memahami tentang arti beriman pada
Malaikat.
2. Mengetahui tentang tugas-tugas Malaikat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Menjelasakan arti beriman pada Malaikat
Menurut bahasa, kata “Malaikat” merupakan kata jamak
yang berasal dari Arab malak (ملك) yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar
“al-alukah” yang berarti risalah atau misi, kemudian sang pembawa misi biasanya
disebut dengan Ar-Rasul:
Malaikat
berempat tinggal di ARSY dan
mereka turun karena membawa perintah dari Allah. Ahmad dan bukhori meriwayatkan
dari ibnu abbas bahwa rosulullah bertanya kepada jibril :”apa yang
menghalangimu berkunjung pada kami lebih banyak daripada kunjungan yang engkau
laksanakan?” Jibril menjawab sebagaimana ayat diturunkan :
Yang
artinya: Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.
kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di
belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu
lupa.(QS. Maryam : 64)
Ø Wujud
Malaikat
Wujud para malaikat telah dijabarkan didalam Al
Qur’an ada yang memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang
berbunyi:
Yang
artinya: Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan
Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Kemudian
dalam beberapa hadits
Dikatakan
bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu
sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat
al-’Arsy memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Wujud
malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia
tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi
bentuk[27] tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri
dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang mampu melihat wujud asli malaikat
bahkan sampai dua kali. Yaitu wujud asli malikat Jibril .[28]
Mereka
tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis
ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih
disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin
bisa menentukan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki
pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam
semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih
cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.
Ø Sifat
Malaikat
Sifat-sifat
malaikat yang diyakini oleh umat Islam adalah sebagai berikut:
1. Selalu bertasbih siang dan malam tidak
pernah berhenti
2. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar,
sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.
3. Selalu takut dan taat kepada Allah.
4. Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan
apa saja yang diperintahkan-Nya.
5. Mempunyai sifat malu.
6. Bisa terganggu dengan bau tidak sedap,
anjing dan patung.
7. Tidak makan dan minum.
8. Mampu merubah wujudnya
9. Memiliki kekuatan[37][38] dan kecepatan
cahaya.
Malaikat
tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka.
Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba,
dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh
panca indera, kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu,
seperti rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah
bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang
ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu
dan Isra dan Mi’raj.
Beberapa
nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang berubah menjadi manusia,
seperti dalam kisah Ibrahim, Luth, Maryam,Muhammad dan lainnya. Berbeda dengan
ajaran Kristen dan Yahudi, Islam tidak mengenal istilah “Malaikat Yang
Terjatuh” (Fallen Angel). Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis,
adalah nenek moyang Jin, seperti Adam nenek moyang Manusia. Jin adalah makhluk
yang dicipta oleh Allah dari ‘api yang tidak berasap’, sedang malaikat dicipta
dari cahaya.
Iman
kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya
adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan
bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka
dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak
pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah
saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun
manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka
malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan
Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para Nabi
dan Rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
Allah
memerintahkan kepada manusia untuk beriman pada para malaikat. Allah,
sebagaimana dalam firmannya, memberitakan perintahnya
Yang
artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya.
B.
Tugas-tugas Malaikat
Dalam
ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak
malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui yaitu antara
lain :
1.
Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi dan Rasul.
Yang artinya: Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi
musuh Jibril, Maka Jibril itu Telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu
dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi
petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al Baqoroh
:97)
2.
Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
3. Malaikat Israfil yang memiliki
tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat.
Yang Artinya: Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah
siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian
ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu
(putusannya masing-masing). (Qs. Az Zumar: 68)
4.
Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
Yang Artinya: Dan dialah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu,
ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami, dan malaikat- malaikat kami itu
tidak melalaikan kewajibannya. (QS. Al An’am: 61)
5. Malikat Munkar yang bertugas
menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
Yang Artinya: Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan
isteri-isteri kamu digembirakan”. (Qs. Az Zuqhuf: 70)
6. Malaikat Nakir yang bertugas
menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur
bersama Malaikat Munkar.
Yang Artinya: Apakah mereka mengira, bahwa kami
tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami
mendengar), dan utusan-utusan (Malaikat-malaikat) kami selalu mencatat di sisi
mereka.(Qs. Az Zuqhuf:80)
6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan
melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama
Malaikat Munkar Yang artinya: Dan orang-orang yang berada dalam neraka Berkata
kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya dia
meringankan azab dari kami barang sehari”. (Qs. Al Mu’min:49)
10.
Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
Yang artinya: (yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk
ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya,
isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke
tempat-tempat mereka dari semua pintu;(Ar Ra’d: 23)
Ø Buah
Iman Kepada Malaikat Allah
Beriman kepada Malaikat membuahkan pengaruh yang
mulia diantaranya:
1. Mengetahui dengan benar keagungan, kebesaran, kekuasaan malaikat, dan
kebesaran makhluk menjadi bukti atas kebesaran Penciptanya.
2. Bersyukur kepada Allah atas perhatianNya yang diberikan kepada anak
Adam dengan menugaskan beberapa malaikat yang menjaga, mencatat amal mereka dan
tugas-tugas lainnya dalam kemaslahatan hidup manusia.
3. Kecintaan kita kepada para malaikat atas tugas-tugas yang mereka
tunaikan dalam rangka mengabdi dan taat kepada Allah.
4. Semakin meyakini kebesaran, kekuatan, dan
kemahakuasaan Allah SWT .
5. Berswyukur kepada Allah karena Allah SWt telah menciptakan para
malaikat untuk membantu kehidupan dan kepentingan manusia dan jin.
6. Menumbuhkan cinta kepada amal sholih
karena mengetahui ibadah para malaikat.
7. Merasa takut berksiat karena meyakini berbagai tugas malaikat seperti
mencatat seluruh perbuatan makhlluk hidup, mencabut nyawa seluruh makhluk
hidup, dan menyiksa di neraka.
8. Cinta kepada malaikat karena kedekatan ibadahnya kepada Allah, dan
karena mereka selalu membantu dan mendoakan kita.
C. Malaikat dalam perspektif sains
v Malaikat
Satu Bentuk Daya
Malaikat merupakan jamak kepada perkataan Arab iaitu
'malak' yang bermaksud daya (force). Dalam hadis Rasulullah, ada dinyatakan
bahawa Malaikat dicipta daripada cahaya. Cahaya merupakan sinaran elektromagnet
yang membawa tenaga dan momentum dan kesannya dapat dilihat apabila
berinteraksi dengan jirim. Hal ini selari dengan makna Malaikat itu sendiri
yang membawa maksud forces atau daya.
Penciptaan Malaikat tidak seperti Manusia. Manusia
dicipta hasil dari tindak balas biokimia. Justeru, Manusia perlu patuh kepada
hukum (sunnatullah) biokimia iaitu emosi, makan dan berkahwin (mempunyai
jantina). Sebaliknya sinaran elektromagnet dicipta dari tindak balas fizik.
Maka itu sinaran elektromagnet tidak tertakluk kepada hukum biokimia dan hal
ini selari dengan sifat Malaikat itu sendiri iaitu tiada emosi, tidak bernafsu
(tuntutan biologi) dan tiada jantina.
Menurut
kajian, cahaya dapat bergerak di dalam vakum dengan kelajuan 299,792,458 meter
sesaat. Hal ini selari dengan firman Allah dalam Al-Qur'an:
"..dan
(malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya." [Al-Mursalaat : 2]
v Patuh
Hukum Alam
Malaikat adalah makhluk Allah yang sangat disiplin,
patuh dan tidak pernah membantah perintah-Nya. Malaikat boleh diinterpretasikan
sebagai utusan atau alatan Allah dalam mentadbir alam ini. Menjadi sifat
sesuatu alat untuk patuh kepada pemiliknya. Seperti komputer yang diprogramkan
untuk patuh menerima arahan oleh pembuatnya, Malaikat juga diprogramkan untuk
patuh dan taat kepada perintah Allah. Kita melihat sinaran elektromagnet juga
sentiasa 'patuh' kepada hukum fizik yang telah ditetapkan Allah. Sekiranya
sinaran elektromagnet ini tidak 'patuh', Albert Einstein tidak akan memasukkan
nilai c (halaju cahaya) dalam formulanya; E=mc2 sebagai pemalar (constant).
Di segenap penjuru alam ini, terdapat banyak bukti
kepatuhan Malaikat terhadap perintah Allah. Sebagai contoh, antara tugas
Malaikat ialah menurunkan hujan. Tugas Malaikat ini boleh dijelaskan secara
saintifik. Menurut hukum fizik, pemindahan haba berlaku melalui tiga cara iaitu
konduksi, perolakan dan sinaran. Melalui sinaran cahaya, matahari dapat
memindahkan haba (tenaga) ke atas air di lautan Bumi. Setelah memperoleh
tenaga, air di lautan mengewap ke udara lalu terkondensasi membentuk hujan.
Tanpa sinaran cahaya, tidak mungkin proses kitaran
hujan berlaku kerana Hukum Keabadian Tenaga menyatakan bahawa tenaga tidak
boleh dicipta dan dimusnahkan, ia hanya boleh berubah bentuk. Maka secara
saintifik, air tidak boleh secara tiba-tiba mengewap ke udara tanpa ada tenaga
yang dipindahkan. Maka Allah menetapkan supaya tenaga dari Matahari untuk
menjadi sumber tenaga untuk air di Bumi dapat mengewap dan Allah memberi tugas
kepada Malaikat (sinaran cahaya) untuk menjadi perantaraan pemindahan tenaga
ini. Maka terjadilah kitaran hujan. Subhanallah!
v Penjelmaan
Hologram
Al-Qur'an pernah menceritakan kepada kita bahawa
Malaikat pernah diutuskan kepada para Nabi menjelma dalam bentuk manusia. Hal
ini tidak mustahil dan dapat difahami dengan mudah. Teknologi kini membolehkan
kita mencipta imej 3D dengan hologram. Imej 3D hologram dapat dibuat dengan
menggunakan pancaran laser dan pancaran cahaya yang mana kedua-duanya adalah
sinaran elektromagnet. Hologram bukan sekadar mencipta imej 3D, akan tetapi
hologram juga digunakan sebagai ciri-ciri keselamatan dalam kad kredit, kad
pengenalan, lesen kereta atau VCD/DVD original untuk membezakan antara palsu
dan tulen. Sifat hologram yang membezakan kepalsuan dan ketulenan selari dengan
sifat Malaikat dalam firman Allah:
"..dan
(malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang bathil) dengan
sejelas-jelasnya." [Al-Mursalaat : 4]
Bagaimana pula dengan komunikasi? Sinaran
elektromagnet boleh diklasifikasikan kepada beberapa jenis bergantung kepada
frekuensi gelombang. Jenis-jenisnya termasuklah gelombang radio, gelombang
mikro, sinaran terahertz, sinaran infrared, cahaya, sinaran UV, X-rays dan
sinar gamma. Komunikasi dapat dilakukan menerusi gelombang radio atau gelombang
mikro kerana keduanya adalah satu bentuk sinaran elektromagnet. Kini, terdapat
pelbagai alat komunikasi yang menggunakan gelombang radio atau mikro seperti
television, radio, telefon bimbit, dan wireless LAN. Maka tidaklah mustahil
Malaikat dapat berbicara dengan Nabi dalam keadaan ia merupakan sinaran
elektromagnet.
Malaikat Izroil, si pencabut nyawa, diberi tugas
oleh Tuhan untuk mencabut nyawa
ratusan
penduduk bumi dalam waktu yang bersamaan. Bagaimana dia melakukannya!
Hari
itu sebuah pesawat penumpang jatuh di lautan. Ratusan penumpang tewas. Pada
detik
itu juga puluhan orang di benua lain meninggal karena peperangan. Di
tempat
yang berbeda beberapa orang meninggal sebab penyakit. Jarak mereka saling
berjauhan
bahkan di benua yang berbeda. Malaikat Izroil dalam waktu yang
bersamaan
harus melakukan tugas mencabut nyawa setiap individu sesuai
perintahNya.
Secara logika biasa, pekerjaan itu tidak mungkin dilakukan seorang
diri
dalam waktu yang sama dan dimensi ruang yang berbeda. Kalau jumlah malaikat
sama
banyaknya dengan personil yang harus ditangani,hal itu tidak menjadi
masalah.
Namun dengan berkembangnya ilmu fisika ternyata hal tersebut dapat
dijelaskan
kebenarannya walaupun dilakukan seorang diri.
Menurut beberapa keterangan bahwa malaikat
diciptakan Tuhan dari cahaya.
Oleh
karena itu malaikat juga memiliki sifat- sifat seperti cahaya. Sifat- sifat
cahaya
yang penting dalam konteks ini adalah bahwa cahaya memiliki kecepatan
sekitar
300.000 km/detik, memiliki sifat dualisme yaitu sebagai gelombang maupun
partikel
atau materi. Kedua sifat tersebut tentu saja juga dimiliki oleh
malaikat
Izroil dan malaikat- malaikat lainnya.
v Teori
Relativitas
Seorang ahli fisika, Albert Einstein, mengemukakan
teori yang disebut dengan
teori
relativitas yang berkaitan dengan waktu, massa dan dimensi ruang.
Selanjutnya
dalam postulatnya Einstein mengatakan bahwa tidak ada benda di alam
semesta
ini yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. Jika hal ini terjadi,
maka
benda atau materi tersebut tidak memiliki dimensi waktu dan tidak memiliki
awal
dan akhir. Dengan kecepatan cahaya, benda akan memiliki massa yang amat
besar
dan memiliki dimensi ruang sama dengan nol. Ini berarti bahwa benda
tersebut
ada wujudnya tetapi tidak terlihat.
Si
Pencabut Nyawa
Si pencabut nyawa, malaikat Izroil, suatu ketika
harus menjalankan perintah
Tuhan
untuk mencabut nyawa beberapa penduduk bumi di beberapa negara di dunia.
Dia
harus berangkat dari kantor pusatnya di “ Arsy” menuju ke tempat
kediaman
orang-orang yang telah ditentukan.
Telah
kita ketahui bahwa malaikat memiliki sifat- sifat seperti cahaya, baik
kecepatannya
dalam bergerak maupun sifat dualismenya. Ketika malaikat berangkat
dari
posnya menuju bumi dengan kecepatan cahaya, dia akan berwujud sebagai
gelombang
sehingga dengan mudah melintasi benda- benda langit. Bila berbentuk
materi
dengan kecepatan cahaya, dia juga tidak bisa dilihat karena dimensinya
nol
dan massanya akan berubah menjadi energi yang sangat dahsyat, yaitu sama
dengan
massa dikalikan kecepatan cahaya dikuadratkan. Ketika sudah tiba di bumi,
dia
mengubah dirinya menjadi materi agar dapat berkomunikasi dengan orang yang
ditemuinya.
Kondisi seperti itu sering dilakukan oleh para malaikat ketika akan
menemui
para nabi dan rosulNya.
KESIMPULAN
ü Menurut
bahasa, kata “Malaikat” merupakan kata jamak yang berasal dari Arab malak (ملك) yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar
“al-alukah” yang berarti risalah atau misi, kemudian sang pembawa misi biasanya
disebut dengan Ar-Rasul:
ü Walaupun
manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka
malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan
Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para Nabi
dan Rasul.
ü Malaikat
Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi dan Rasul.
ü Malaikat
Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia
ü Malaikat
Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari
kiamat.
ü Malaikat
Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
ü Malikat
Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan
manusia di alam kubur.
ü Malaikat
Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan
manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
ü Malaikat
Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
ü Malaikat
Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik
manusia ketika hidup.
ü Malaikat
Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk /
jahat manusia ketika hidup.
ü Malaikat
Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
Daftar
pustaka
Zaini
Syahminah. Kuliah Aqidah Islam. Surabaya: Al- Ikhlas , 1993
Sabiq
Sayid. Aqidah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1996
http://www.iluvislam.com/tazkirah/sains-a-islam/2473-malaikat-menurut-perspektif-sains.html
http://forum.detik.com/malaikat-dalam-perspektif-fisika-t112939.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar