LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU PENGELOLAAN
TANAH
BERAT ISI TANAH
Oleh
ALI MAHBUB SUYUTI
NPM 2110310020
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang.
Berat isi tanah adalah berat tanah utuh (undisturbed)
dalam keadaan kering dibagi dengan volume tanah, dinyatakan dalam g/cm3
Berat isi tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah
yang sering ditetapkan karena berkaitan erat dengan perhitungan penetapan
sifat-sifat fisik tanah lainnya, seperti retensi air (pF), ruang pori total
(RPT), coefficient of linier extensibility (COLE), dan kadar air tanah. Kita
perlu mengetahui berat isi tanah dan sifat-sifat fisik tanah lainnya karen dalam bidang pertanian Data
sifat-sifat fisik tanah tersebut diperlukan dalam beberapa aspek budidaya
seperti optimalisasi pengolahan tanah, perhitungan penambahan kebutuhan air,
pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman
tertentu selain itu berat isi tanah juga erat kaitannya dengan tingkat
kepadatan tanah dan kemampuan akar tanaman menembus tanah.
1.2.
Maksud dan Tujuan.
·
Untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam menentukan berat isi tanah.
·
Meningkatkan
penggetahuan mahasiswa tentang sifat fisik tanah.
·
Untuk
mengetahui berat isi dari tanah yang diambil sebaggai sampel.
·
Agar
mahasiswa dapat melakukan penghitungan berat isi tanah dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Hanafiah
(2005) bahwa bobot isi tanah merupakan kerapatan tanah per satuan volume yang
dinyatakan dalam dua batasan berikut ini:
1)
Kerapatan
partikel (bobot partikel = BP) adalah bobot massa partikel padat per satuan
volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 gram/cm3,
dan
2)
Kerapatan
massa (bobot isi = BI) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang
dikering-ovenkan per satuan volume.
Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan
tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat. Tanah
lapisan atas yang bertekstur liat dan berstruktur granuler mempunyai bobot isi
(BI) antara 1,0 gram/cm3 sampai dengan 1,3 gram/cm3, sedangkan yang
bertekstur kasar memiliki bobot isi antara 1,3 gram/cm3 sampai
dengan 1,8 gram/cm3.
Apabila tanah tersebut mengandung 1% bahan organik, ini
berarti terdapat 20 ton m3 bahan organik per hektar.
(Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah)
Berat isi tanah
merupakan petunjuk kepadatan tanah, makin padat suatu tanah makin tinggi pula
berat isinya, yang berarti semakin sulit untuk meneruskan air atau ditembus
akar tanaman. Pada umunya berat isi tanah berkisar antara 1,1 – 1,6 g/cm3,
namun ada juga beberapa jenis tanah yang memiliki Berat isi sebesar 0,85 g/cm3.
Metode untuk
menentukan ukuran kerapatan tanah yaitu dengan mengukur Volume tanah,
mengeringkannya untuk menghilangkan air dan menimbang massa tanah yang kering
tersebut, untuk memperoleh suatu contoh volume tanah yang tidak terganggu
artinya strukturnya masih utuh secara
alami, digunakanlah alat pengambil sampel tanah dalam bentuk silinder (ring)
atau kubus yang dapat diukur panjang, lebar, tinggi maupun luas permukaannya.
(Nurhidayati.2006. Bahan ajar dasar ilmu tanah. Hal 62-63)
Faktor yang dapat
mmempengaruhi berat isi tanah ialah besarnya ruang pori atau porositas tanah,
semakin besar porositas tanah dan jumlah ruang porinya maka berat isinya akan
semakin kecil. Tanah berpasir dan lempung berpasir umumnya memiliki berat isi
yang berkisar antara 1,2 – 1,8 g/cm2 sedangkan tanah yang lebih
halus umumnya kisaran Berat isinya antara 1,0 – 1,6 g/cm2 .
Kandungan bahan organik yang rendah dan kurangnya agresi tanah yang kompak akan
menyebabkan meningkatnya nilai berat isi tanah. Karena sangat dipengaruhi oleh
agresi tanah maka penentuan berrat isii tanah hanya baik apabila dilakukan
dengan menggunakan contoh tanah utuh. (Nurhidayati.2006.Penuntun Praktikum
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Hal :42)
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1.
Alat dan Bahan.
·
Cooper
ring atau Ring sampel
·
Timbangan
·
Oven
·
Air
·
Sampel
tanah utuh.
3.2.
Cara kerja
·
Mengambil
sampel tanah utuk dengan ring sampel
satu hari sebelum praktikum dimulai
·
Menimbang
tanah + ring pada saat praktikum.
·
Mengoven
tanah yang telah ditimbang selama 24 jam dengan suhu 1050C.
·
Mengeluarkan
menimbang kembali tanah + ring sampel setelah dioven selama 24 jam.
·
Mengeluarkan
tanah yang telah ditimbang, lalu mencuci bersih ring sampel hingga bersih dan
kering.
·
Menimbang
ring samppel yang telah kosong serta mengukur diameter dan tinggi ring.
·
Menentukan
berat isi dan sifat fisik tanah yang lainnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Dari hasil pengamatan dapat diperoleh data sebagai
berikut :
Kel
|
Berat
ring + tanah (SO)
|
Berat
ring + tanah (KO)
|
Berat Ring (g)
|
Diameter Ring (cm)
|
Tinggi Ring (cm)
|
1
|
276,00 g
|
249,00 g
|
155,00
|
4,22
|
5,09
|
2
|
295,00 g
|
267,00 g
|
177,00
|
4,22
|
5,09
|
3
|
295,00 g
|
263,00 g
|
177,00
|
4,22
|
5,09
|
BAB V
PERHITUNGAN
Dari data yang diperoleh seperti yang tertulis diata
(untuk data kelompok 2) maka dapat kita hitung :
1. Massa
Tanah (Mt) : Berat SO – Berat ring
: 295 – 177
: 118 g
2. Massa
Air (Ma) :
Berat SO – Berat KO
: 295 – 177
: 28 g
3. Massa
Padatan (Mp) : Mt – Ma
: 118 – 28
: 90 g
4. Volume
Tanah (Vt) : π.r2.t
(Ring)
: 3,14 .
2,112 . 5,09
: 71,16 cm3
5. Volume
Air (Va) : Ma . 1
: 28 . 1
: 28 cm3
6. Volume
Padatan (Vp) : Mp / BJP
: 90 / 2,65
: 33,96 cm3
7. Volume
Udara (Vu) : Vt - Va - Vp
: 71,16 - 28 - 33,96
: 9,19 cm3
8. Volume
Ruang (Vr) : Vu + Va
: 9,19 + 28
: 37,19 cm3
9. KA %
Massa : Ma / Mp x 100
: 28 / 90 x 100 (%)
: 31,11 %
10. KA %
Volume : Va / Vt x 100
: 28 / 71,16 x 100 (%)
: 39,35 %
11. BI :
Mp / Vt
: 90 / 71,16
: 1,26
12. KPA : Vr x Bj air / Mp
x100
: 37,19 x 1 / 90 x 100
: 41,33 %
13. KR : Va / Vr x 100
(%)
: 28 / 37,19 x 100
: 75,28 %
14. Porositas
Tanah :
Vr / Vt x 100 (%)
: 37,19 / 71,16 x 100
: 52,27 %
15. Porositas
Aerase : Vu / Vt x 100 (%)
: 9,19 / 71,16 x 100
: 12,92 %
16. Jumlah
Pori Tanah : (1 – BI / BJP )x 100
: (1- 1,26 / 2,65) x 100 (%)
: (1 – 0,47) x 100
: 53 %
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil
perhitungan diperoleh angka Berat Isi tanah sebesar 1,26 yang artinya ialah
dalam setiap 1 cm3 Volume tanah terdapat 1,26 g padatan. Angka BI
1,26 termasuk dalam kisaran umum angka BI, karena pada umumnya BI berkisar
antara 1,1 – 1,6 g/cm3.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi berat isi tanah adalah sebagai berikut :
·
Kandungan
bahan organik
Semakin
tinggi kandungan bahan organiknya maka tanah akan semakin poros sehingga Berat
isinya menjadi rendah
·
Struktur
tanah
Tanah-tanah
dengan struktur granuler atau remah mempunyai ruang pori total yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive
(pejal) sehingga tanah dengan struktur granuler porositasnya akan lebih tinggi
dibanding tanah dengan struktur massive namun nilai Berat isi tanah dengan
struktur granuler akan lebih rendah dibanding tanah-tanah dengan struktur
massive.
·
Tekstur
tanah.
Tanah
dengan tekstur kasar nilai Berat isinya akan lebih kecil atau rendah dari pada
berat isi pada tanah dengan tekstur halus, ini juga dikarenakan porositas atau
jumlah ruang pori pada tanah dengan tekstur kasar umumnya lebih tinggi
dibanding tanah dengan tanah bertekstur halus.
·
Kedalaman
Profil tanah
Profil
tanah yang lebih dalam pada umumnya kerapatan tanahnya lebih tinggi dibanding
tanah pada profil yang dangkal sehingga berat isi tanah pada profil yang dalam
umumnya lebih besar daripada tanah pada profil yang dangkal. Hal ini bisa saja
disebabkan karena kandungan bahan organik pada tanah yang profilnya dalam lebih
sedikit dibanding tanah pada profil yang dangkal.
BAB VII
KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1)
Berat
Isi pada tanah yang diijadikan sampel pada percobaan ialah sebesar 1,26 g/cm2
.
2)
Kadar
air % massanya : 31,11 % dan % volumenya : 39,35 %
3)
Faktor-faktor
yang mmempengaruhi Berat isi tanah ialah :
·
Kandungan
bahan Organik
·
Struktur
tanah
·
Tekstur
tanah
·
Kedalaman
profil tanah
Daftar Pustaka
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
Nurhidayati. 2006. Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian UNISMA. Malang.
Nurhidayati. 2006. Penuntun
Praktikum Dasa-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian UNISMA. Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar