LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU PENGELOLAAN
TANAH
PENETAPAN STRUKTUR TANAH
Oleh
ALI MAHBUB SUYUTI
NPM 2110310020
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang.
Struktur tanah merupakan sifat yang sangat penting dan
berkaitan dengan sifat fisik lainya seperti, kemampuan tanah dalam menahan
air, drainase, aerase, perkembangan akar
tanaman, mudah tidaknya tanah diolah dan akhirnya berpengaruh pula pada tingkat
kesuburan tanah.
Tanah yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman adalah tanah yang berstruktur mantap. Struktur tanah yang mantap dapat
terjadi karena adanya interaksi berimbang dari berbagai faktor, antara lain :
butiran tanah, (Soil particle) bahan pengikat (cementing material) dan aktivas
biologi. Itu sebabnya mengapa struktur tanah mampu menggambarkan tingkat
kesuburan tanah, sehingga struktur tanah penting diketahui untuk memilih tanah
yang baik dan memberikan perlakuan yang tepat bagi tanah yang strukturnya
kurang baik dalam upaya mendapatkan hasil pertanian yang optimal.
1.2 Maksud
dan Tujuan
·
Meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang struktur tanah.
·
Melatih
mahsiswa untuk dapat melakukan percobaan penentuan struktur tanah dengan baik
dan benar.
·
Untuk
mengetahui tingkat kemantapan suatu agregat tanah.
·
Agar
mahasiswa mampu menghitung volume rata-rata air dan Energi potensial yang
diperlukan untuk menghancurkan agregat tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah
yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu
dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di
mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam
tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada
agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang
besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar
tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan
kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya
bahwa struktur disebut granular.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap
pertumbuhan tanaman terjadi secara langsugung. Struktur tanah yang remah
(ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi
persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang
padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada
tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan
ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan
perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan
waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya
intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada
tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal
pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi
tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti
tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar
untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami
kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak
berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan
salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.
Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur
tanah menentukan besar kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan
tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam (>90 cm), struktur gembur, dan
penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah
dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan permukaan (longsor).
Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan
kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian
besar menjadi aliran permukaan (longsor)
Pembentukan Agregat
Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan
pembentuk agregat tanah, yaitu:
1. Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro.
1. Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro.
2. Sementasi
(pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanh berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada
tanah yang berada dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah
dihancurkan oleh air hujan atau pada tanah sawah. Menurut utomo dan Dexter
(1982) menyatakan bahwa retakan terjadi karena pembengkakan dan pengerutan
sebagai akibat dari pembasahan dan pengeringan yang berperan penting dalam
pembentukan agregat.
Struktur tanah terbentuk melalui Agregasi
berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada
tanah.Struktur tanah juga menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel
tanah yang mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan organisme
tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah remah,butir(granular), lempeng,
balok,prismatik,dan tiang.
Dapat diambil kesimpulan bahwa agregat tanah
terbentuk sebagai akibat adanya interaksi dari butiran tunggal, liat, oksioda
besi/ almunium dan bahan organik. Agregat yang baik terbentuk karena flokuasi
maupun oleh terjadinya retakan tanah yang kemudian dimantapkan oleh pengikat
(sementasi) yang terjadi secara kimia atau adanya aktifitas biologi. (http://taeki29.blogspot.com/2010/03/struktur-tanah.html)
Macam macam bentuk struktur tanah
1.
Bentuk
lempeng (platy)
Memiliki sumbu vertikal < daripada sumbu
horisontal, biasanya banyak dijumpai di horison A2 atau pada lapisan padas liat.
2.
Prisma.
Memiliki sumbu vertikal > daripada sumbu
horisontal dan bagian atasnya rata, biasanya banyak ditemukan di horison B
tanah daerah iklim kering.
3.
Tiang.
Memiliki sumbu vertikal > daripada sumbu
horisontal dan bagian atasnya membulat, biasanya banyak ditemukan di horison B
tanah daerah iklim kering.
4.
Gumpalan
bersudut.
Bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut
tajam, memiliki sumbu vertikal = sumbu horisontal, biasanya banyak ditemukan di
horison B tanah daerah iklim basah.
5.
Gumpalan
membulat.
Bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut
membulat, memiliki sumbu vertikal = sumbu horisontal, biasanya banyak ditemukan
di horison B tanah daerah iklim basah.
6.
Granuler.
Bentuk bulat agak kecil dan bersifat porus,
biasanya banyak dijumpai di horison A.
7.
Remah.
Berbentuk bulat kecil dan bersifat sangat porus,
biasanya banyak dijumpai di horison A.
(Nurhidayati. 2006. Bahan
ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah. Hal 53-54)
Ukuran Struktur.
Ukuran
struktur tanah berbeda-beda sesuai dengan bentuknya sebagai mana tertera pada
tabel berikut :
Tabel 1. Ukuran struktur tanah.
Klasifikasi
|
Lempeng
|
Prisma dan Tiang
|
Gumpal
|
Granular
|
Remah
|
(mm)
|
|||||
Sangat halus
|
< 1
|
< 10
|
< 5
|
< 1
|
< 1
|
Halus
|
1 – 2
|
10 - 20
|
5 - 10
|
1 - 2
|
1 - 2
|
Sedang
|
2 - 5
|
20 - 50
|
10 - 20
|
1 - 5
|
2 - 5
|
Kasar
|
5 – 10
|
50 - 100
|
20 - 50
|
5 - 10
|
-
|
Sangat kasar
|
> 10
|
> 100
|
> 50
|
> 10
|
-
|
Kemantapan atau Tingkat perkembangan struktur.
Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas
kemantapan atau ketahanan struktur tanah terhadap tekanan, ketahanan struktur
tanah dibedakan menjadi :
1. Tingkat perkembangan lemah (Butir-butir struktur tanah
mudah hancur)
2.
Tingkat
perkembangan sedang (Butir-butir tanah agak sukar hancur)
3. Tingkat perkembangan kuat (Butir-butir struktur tanah
sukar hancur)
Hal ini sesuai
dengan jenis tanah dantingkat kelembapan
tanah, tanah-tanah permukaan yang biasanya banyak mengandung humus bianya
mempunyai tingkat perkembangan yang kuat. Tanh kering pada umumnya memiliki
kemantapan yang enih tinggi dibanding tanah basah. Jika dalam menentukan kemantapan
struktur tidak disebutkan kelembapannya karena biasanya dianggaptanah dalam
mendekati keadaan kering atau sedikit lembab, karena dalam keadaan
tersebut struktur tanah dalam keadaan
yang paling baik.
(Nurhidayati. 2006. Bahan ajar
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Hal 55-56)
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat
dan Bahan.
·
Buret
dan kaki statif
·
Penggaris
·
Petridis
·
Tissu
·
Erlenmeyer
·
Agregat
tanah
·
Air
·
Corong
3.2 Cara kerja.
·
Mengisi
buret dengan air hingga batas atas
·
Mengukur
tinggi buret dari permukaan, yaitu 20 cm
·
Menghitung
volume rata-rata 10 tetes air dari 3 kali pengulangan.
·
Meletakkan
tanah diatas tissu pada petridis.
·
Meletakkan
petridis dibawah tetesan buret (posisi tanah harus tepat di bawah tetesan
buret)
·
Melakukan
pengujian dengan menghitung rata-rata volum air yang diperlukan untuk
menghancurkan agregat tanah dari 3 sampel agregat tanah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Dari pengamatan yang dilakukan didapat data sebagai mana
pada tabel 2 dan 3 berikut :
Tabel 2 Data hasil pengamatan.
Parameter yang diamati
|
Kelompok 1
|
Kelompok 2
|
Kelompok 3
|
||||||
P.1
|
P.2
|
P.3
|
P.1
|
P.2
|
P.3
|
P.1
|
P.2
|
P.3
|
|
a. Volume air 10 tetes (tetes)
|
0,4
|
0,7
|
0,6
|
0,4
|
0,4
|
0,5
|
0,4
|
0,4
|
0,4
|
b. Jumlah tetes untuk menghancurkan
agregat tanah (tetes)
|
6
|
4
|
3
|
6
|
4
|
3
|
4
|
6
|
4
|
Tabel 3 Data hasil pengamatan.
Parameter yang diamati
|
Hasil pengamatan
|
||
Kel 1
|
Kel 2
|
Kel 3
|
|
a. Jumlah tetesan
|
10
|
10
|
10
|
b. Volume tetesan total (cm3)
|
0,4
|
0,43
|
0,56
|
c. Volume rata-rata setiap tetesan
(b/c)
|
0,004
|
0,043
|
0,056
|
d. Jari-jari tiap tetesan = 3√ 3/4
C /π
|
0,212
|
0,217
|
0,235
|
e. Rata- rata jumlah tetesan untuk
menghancurkan
agregat tahan
|
4,66
|
4,33
|
4,33
|
f. Energi potensial = m.g.h
|
4752,608
|
3649,324
|
3653,44
|
Kerterangan.
P.1 = Percobaan pertama
P.2 = Percobaan ke dua
P.3 = Percobaan ke tiga.
BAB V
PERHITUNGAN
Adapun
cara perhitungan dari hasil pengmatan khusus untuk kelompok 2 sebagai mana data
yang tertera pada tabel diatas ialah sebagai berikut :
·
Volume
tetes total (cm3) =
(10 tetes pertama + 10 tetes ke 2 + 10 tetes ke 3)/3
= (
0,4 + 0,4 + 0,5 ) / 3
= 0,43
·
Volume
rata-rata tiap tetes = Volume
tetes total/jumlah tetesan
= 0,43/10
= 0,043
·
Jari-jari
tiap tetesan =
(3√3/4.Volume tiap tetes) / π
=
(3√3/4.0,043) / 3,14
=
0,217
·
Rata-rata
tetes untuk
menghancurka agregat tanah =
(6 + 4 + 3) / 3
= 4,33
·
Energi
potensial = m.g.h
ü
m
(massa air) =
Volume air untuk meghancurkan agregar tanah
= Jumlah tetes x
Volume 1 tetes
= 4,33 x 0,043
= 0,18619
ü
g
(grafitasi) =
980 cm/detik2
ü
h
(tinggi) =
Jarak antara ujung buret ke agregat tanah.
= 20 cm
Jadi Ep =
0,18619 x 980 x 20
=
3649,324 erg
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat diketahui
bahwa energi potensial yang diperlukan untuk menghancurkan sampel agregat tanah
ialah sebesar 3649,324 erg pada kelompok dua, 4752,608 erg pada kelompok satu
dan 3653,44 erg pada kelompok tiga, dilihat dari hasil perhitungan ketiga
kelompok memang Energi Potensial yang diperlukan untuk menghancurkan agregat
tanah sedikit berbeda (kelompok 1 > 3 > 2 ) karena bentuk dan ukuran
agregat yang digunakan kurang seragam antara kelompok 1, 2 dan 3, namun apabila
masing-masing data tersebut diinterpretasikan maka hasil interpretasinya masih
sama yaitu menandakan bahwa Agregat tanah yang di uji tingkat perkembangan
struktur tanahnya masih lemah, karena masih mudah hancur. Maka dari itu
perbedaan ini masih dapat ditoleran/diterima.
Kemantapan agregat tanah sangat dipengaruhi oleh beberapa
hal sebagai berikut :
1.
Bahan Induk
Variasi
penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta
kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan agregat,
karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran
pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat
> 30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat < 30%
tidak berpengaruh terhadap agregasi.
2.
Bahan organik tanah
Bahan
organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian
tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan organik dan
organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3.
Tanaman
Tanaman
pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman
dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping itu dengan adanya
tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu
celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.
4.
Organisme tanah
Organisme
tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan
langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung
merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi
menjadi bahan pengikat tanah.
5.
Waktu
Waktu
menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan,
maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6.
Iklim
Iklim
berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan.
Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat
tanah.
7.
Bahan
perekat lain.
Bahan perekat tanah yang lainnya selain bahan
organik adalah Ca dan Mg, Semakin tinggi kandungan Ca dan Mg maka kemantapan
tanah akan semakin baik karena Ca dan Mg dapat berfungsi sebagai perekat
partikrl-partikrl tanah yang dilakukan secara kimia.
BAB VII
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilkukan maka dapat
disimpulkan :
1. Energi potensial yang diperlukan untuk
menghancurkan sampel agregat tanah adalah sebesar 3649,324 erg pada kelompok
dua, 4752,608 pada kelompok satu dan 3653,44 pada kelompok tiga.
2. Hasil pengukuran Ep antara kelompok 1, 2
dan 3 memang sedikit berbeda namun masih dapat ditoleran.
3. Tingkat perkembangan struktur dari tanah
yang dijadikan sampel masih lemah (berlaku untuk semua kelompok, karena sumber
sampel tanah yang digunakan sama).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
perkembangan atau kemantapan tanah ialah : Bahan induk, bahan organik tanah,
tanaman, organisme tanah, waktu, iklim dan kandungan bahan perekat lain.
Daftar Pustaka
Adi. 2010.
Struktur tanah. http://taeki29.blogspot.com/2010/03/struktur-tanah.html. akses 17 Desember 2010.
Nugroho,bagus.
2008. Struktur tanah. http://bwn123.wordpress.com/2008/09/06/ struktur-tanah/. Akses 17 Desember 2010.
Nurhidayati. 2006. Bahan
ajar Dasa-dasar Ilmu Tanah . Malang; Universitas Islam Malang. Halaman 53-56.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar