LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH ILMU PENGELOLAAN
TANAH
TEKSTUR TANAH
Oleh
ALI MAHBUB
2110310020
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Tanah merupakan sesuatu yang krusial dalam kehidupan di
bumi, oleh karenanya fungsinya dalam ekosiistem sangat besar. Berbagai proses
terjadi di dalam t5anah seperti deplesi gas ozone, pemanasan global akibat
kerusakan hutan dan polusi air yang berakibat pada terganggunya ekosistem
dunia. Untuk skala besar, kualitas tanah menentukan sifat ekosistem tanaman dan
kapasitas lahan dalam mendukung kehhidupan hewan dan manusia.
Tanah merupakan suatu rantai diantara
sistem tubuh alam yang keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor alam
yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografi, atau relief, vegetasi atau
organisme , manusia dan waktu.
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya
tanah yang dibagi menjadi 3 kelompok antara lain : kasar, agak kasar, sedang,
agak halus, dan halus selain itu, tanah
mempunyai perbedaan dalam memeganga air, kemampuan ini dioengaruhi oleh
beberapa faktor dan salah satunya adalah teksturnya.
Maka dari itu penting bagi kita untuk
dapat melihat atau menentukan tekstru suatu tanah agar kita dapat mengetahui sekiranya apakah tanah itu layak
atau tidak untuk kita gunakan bagi kepentingan kita, terlebih untuk orang yang
bekerja dibidang pertanian karena tekstur tanah juga sangat berpengaruh terhadap
kesuburan suatu tanaman yang diudidayakan.
1.2.Maksud
dan Tujuan
·
Agar
mahasiswa dapat menentukan tekstur dari suatu sampel tanah dengan baik dan
benar.
·
Agar
mahasiswa dapata menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tekstur
tanah dan bagaimana suatu tekstur tanah terbentuk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi.
Tekstur tanah
merupakan perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer yaitu debu,
liat dan pasir dalam satu masa tanah. Partikel tanah itu mempunyai ukuran serta
bentuk yang berbeda-beda yang dapat digolongkan ke dalam tiga fraksi. Ada yang
berdiameter besar sehingga mudah untuk dilihat dengan mata telanjang tetapi ada
pula yang sedemikian halusnya seperti koloidal sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang maka dari itu
tekstur dapat menunjukan kasar halusnya tanah. (Kusnadi rahmat, 2010, Tekstur
dan Struktur Tanah, ttp://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/09)
2.2. Klasifikasi Tekstur Tanah.
Tanah terdiri dari
butiran – butiran tanah berbagai ukuran, bagian tanah yang berukuran lebih dari
2 mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih
halus dapat dibedakan menjadi :
1)
Pasir : 2 mm – 0,05 mm
2)
Debu : 0,05 mm – 0,002 mm
3)
Liat : < 0,002 mm
(Nurhidayati. 2006. Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu
Tanah.Halaman 50-53)
Selain itu,
jika kita tidak mengetahui secara pasti ukurannya, penentuan apakah sampel
partikel yang kita ambil merupakan golongan pasir, debu atau liat kita dapat
melihat ciri dari masing-masing partikel adapun ciri-cirinya adalah sebagai
berikut :
1) Pasir
-
memiliki ciri terasa kasar jika dipegang
-
berbutir
-
tidak lengket
-
tidak bias dibentuk bola atau gulungan
-
pengalirkan air (porous/permeable)
2) Debu/Endapan
-
terasa tidak kasar
-
masih terasa berbutir
-
agak melekat
-
dapat dibentuk bola atau tegak
3) Liat
-
terasa berat
-
halus
-
sangat lekat
-
dapat dibentuk bola dengan baik
-
mudah digulung
-
juka dibentuk pita panjang mencapai 5 cm atau lebih
-
agak sulit menyerapkan air (tidak porous /impermeable)
Tekstur tanah
menunjukan kasar halusnya tanah, berdasarkan atas perbandingan banyaknya
butir-butir pasir, debu, dan liat, maka tanah dikelompokan ke dalam beberapa
macam kelas tekstur seperti terlihat di bawah ini :
1)
Kasar.
·
Pasir
·
Pasir
berlempung
2)
Agak
kasar.
·
Lempung
berpasir.
·
Lempung
berpasir halus
3)
Sedang.
·
Lempung
berpasir sangat halus
·
Lempung
·
Lempung
berdebu
·
Debu
4)
Agak
halus.
·
Lempung
liat
·
Lempung
liat berpasir.
·
Lempung
liat berdebu
5)
Halus.
·
Liat
berpasir
·
Liat
berdebu
·
Liat
(Nurhidayati. 2006. Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu
Tanah.Halaman 50-53)
Untuk
mengklasifikasikan tanah kedalam kelompok tekstur diatas kita dapat menggunakan
segitiga tekstur sebagai mana tergambar di bawah ini.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1.
Alat dan Bahan
·
Tanah
kering udara.
·
Air
·
Gelas
ukur 100 dan 1000 ml
·
Erlenmeyer
250 ml
·
Pipet
volume 25 ml
·
Larutan
dispersi
·
Kayu
pengaduk
·
Neraca
analitik
·
Stop
watch
·
Kaleng
oven
2.
Cara kerja
·
Menimbang
dan mencatat berat kaleng oven 1 dan 2
·
Menimbang
50 g contoh tanah kering udara yang telah ditumbuk halus dan masukkan ke dalam
erlenmeyer
·
Memasukan
50 g tanah kedalam erlenmeyer lalu dilakukan penambahan larutan Na-pirofospat
100 mlan air hingga kurang lebih 5 cm dr bibir erlenmeye.
·
Setelah
itu dilakukan pengadukan hingga homogen dan setelah homogen, setelah homogen
biarkan larutan selama satu malam.
·
Setelah
satu malam dilakukan pemindahkan suspensi secara kuantitatif kedalam gelas ukur
1000 ml lalu tambahkan air hingga batas 1000 ml.
·
Mengaduk
dengan kayu aduk hingga homogen kemudian setelah homogen kayu pengaduk diangkat
dan di hitung waktunya hingga 40 pertama untuk pengambilan sampel yang
pertama sebanyak 25 ml lalu diletakkan d kaleng oven 1 dan 6 jam 42
menit untuk pengambilan sampel yang ke dua sebanyak 25 ml juga yang kemudian
diletakkan di kaleng oven 2, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
pipet volume.
·
Selanjutnya
dilakukan pengoovenan sampel pada kaleng 1 dan 2 secara bersamaan dengan suhu
105oC selama ± 24 jam.
·
Setela
pengovenan 24 jam, kaleng oven 1 dan 2 ditimbang lagi kemudian dilakukan
penimbanhan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Hasil atau
data yang di dapat dari pengamatan yang telah dilakukan di laboratorium
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan
Kelompok
|
Berat Kaleng Kosong
(g)
|
Kaleng + Partikel
Tanah KO (g)
|
Massa Debu + Liat (25 ml) A
|
Massa Liat (25 ml) C
|
||
Kaleng 1
|
Kaleng 2
|
Kaleng 1 (40 menit)
|
Kaleng 2 (74 menit)
|
|||
1
|
2,310
|
2,300
|
2,934
|
2,505
|
0,624
|
0,205
|
2
|
2,731
|
2,654
|
3,230
|
2,851
|
0,499
|
0,197
|
3
|
2,100
|
2,310
|
2,447
|
2,455
|
0,347
|
0,145
|
Kelompok
|
Massa debu + liat (1000 ml)
B
|
Massa liat (1000
ml) D
|
Massa Debu (1000 ml) E
|
Massa Pasir (1000 ml) F
|
% Pasir
|
% Debu
|
% Liat
|
1
|
24,972
|
8,208
|
16,764
|
25,028
|
50,056
|
33,528
|
16,416
|
2
|
19,956
|
7,884
|
12,072
|
30,044
|
60,088
|
24,144
|
15,768
|
3
|
13,880
|
5,800
|
8,080
|
36,120
|
72,240
|
16,160
|
11,600
|
Keterangan :
: Kelopmpok penulis
BAB V
PERHITUNGAN
Pengambilan
sampel 1 (setelah 40 menit) diasu,sikam pasirnya sudah mengendap sehingga yang
terambi hanyalah fraksi debu dan liatnya saja dan pada sampel yang ke dua
diasumsikam fraksi pasir dn debu suhah mengendap sehingga yang terambil
hanyalah fraksi liatnya saja, sehingga dapat dihitung :
1. Kaleng
Oven 1 (Liat + Debu)
A /Berat Liat +
debu dlm 25 ml : (KO+K) – K
:
3,230 – 2,731
:
0,499 g
B/Berat Liat + debu dalam 1000 ml : 1000 / 25 x A
: 1000 / 25 x 0,499
:
19,956 g
2. Kaleng
Oven 2 (Liat)
C/Berat Liat dalam
25 ml : (KO-K) – K
: 2,851 – 2,654
: 0,197 g
D/Berat liat dalam
1000 ml : 1000 / 25
x C
: 1000 / 25 x 0,197
: 7,884 g
3. Debu
E /Berat debu dalam
1000 ml : B – D
: 19,956 – 7,884
: 12,072
4. Pasir
F/Berat pasir dalam
1000 ml : 50 - E – D
:
50 - 12,072 – 7,884
:
30,044 g
5. Persentase
·
%
Pasir : F / 50 x 100 (%)
: 30,044 / 50 x 100
: 60,088 %
·
%
Debu : E / 50 x 100 (%)
: 12,072 / 50 x 100
: 24,144 %
·
%
Liat : D / 50 x 100 (%)
: 7,884 / 50 x 100
: 15,768 %
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa persentase
pasir, debu dan liat pada tanah yang dijadikan sampel dalam percobaan ialah : pasir 60,088 %, debu 24,144
% dan liat 15,768 %.
Dengan
mengetahui besar persentase pasir, debu dan liat maka kita dapat menentukan kelas
tekstur tanah tersebut dengan menggunakan diagram segi tiga tekstur tanah (gambar
1)
Gambar 1. Diagram segitiga struktur tanah
Setelah dilakukan penentuan kelas
tekstur nya dengan membuat garis ( )
yang berpatokan pada persentase pasir, debu dan liat pada segitiga tekstur maka
dapat dilihat bahwa sampel tanah yang digunakan pada percobaan ini termasuk
dalam tekstur Sandi Loam (Lempung berpasir), (Lihat daerah letak Titik
perpotongan garis yang dibuat). Adapun ciri – ciri dari tanah yang berkelas
tekstur Lempung berpasir adalah sebagai beriku :
·
Rasa
kasar jelas.
·
Sedikit
melekat
·
Dapat
dibentuk bola tetapi mudah hancur
Beberapa
faktor yang dipengaruhi tekstur tanah adalah sebagai berikut :
·
Ukuran,
jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah.
Semakin
kecil ukuran fraksi berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukaan per
satuan bobot tanah, yang menunjukan maki padatnya ppartikel-partikel per satuan
volume tanah. Hal ini berarti semakin banyak ukuran pori mikro yang terbentuk,
begitu juga sebaliknya.
Tanah
yang banyak mengandung pori mikro, teksturrnya terasa halus karena di dominasi
oleh liat, sedangkan untuk tanah yang banyak mengandung pori-pori messo
teksturnya terasa agak kasar atau sedang karena didominasi oleh debu, dan untuk
tanah yang banyak mengandung pori-pori
makro teksturnya terasa kasar karena didominasi oleh pasir.
·
Jenis
dan proporsi fraksi atau partikel tanah (%)
Pasir : Tanah
dikatakan bertekstur pasir apabila
kandungan pasir didalamnya minimal 85 %. Jadi, semakin banyak pasirnya, maka
teksturnya akan semakin kasar.
Debu : Tanah dikatakan bertekstur debu apabila
nkandungan debu didalamnya minimal 80 % dan memiliki tekstur sedang atau
lempung.
Liat : Tanahh dikatakan bertekstur liat apabila
kandungan liat di dalamnya minimal 40 %
. jadi semakin banyak liatnya maka teksturnya akan semakin halus.
·
Kemampuan
tanah mengikat air.
Tanah
yang memiliki tekstur halus mempunyai daya ikat terhadap air yang sangat tinggi
karena pada tanah yang bertekstur halus banyak didominasi oleh kaloid liat.
BAB VII
KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan kelompok II dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Kandungan
fraksi tanah yang paling tinggi adalah
frakksi pasir dengan 60,088 % kemudian Debu dengan persentase 24,144 % lalu
yang terakhir adalah liat dengan 15,768 %.
2.
Berdasarkan
diagram segitiga tekstur maka sampel
tanah yang diambil dikelaskan dalam kelas Sandy Loam (Lempung berpasir)
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tekstur tanah diantaranya ukuran, jumlah dan luas permukaan
fraksi-fraksi tanah dan kemampua mengikat air (%)
Daftar Puataka
Kusnadi rahmat, 2010, Tekstur dan Struktur Tanah, ttp://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/09/ tekstur-dan-struktur-Tanah, akses 25 November 2010.
Nurhidayati.
2006. Bahan Ajar Dasar-dasar Ilmu Tanah. Malang; Universitas Islam Malang. Halaman
50-53.
Nurhidayati. 2006.
Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah . Malang; Universitas Islam Malang.
Halaman 33-34.
Pramono sidik, 2009, Soil Texture, http://abuzadan.staff.uns.ac.id/tag/tekstur/, Akses 25 November
2010.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar