1.
Buah Bisbul (Diospyros
blancoi)
A.
Asal Usul
Bisbul (Diospyros blancoi)
dikenal juga sebagai Velvet Apple (Inggris) atau Buah Mentega
(Indonesia). Merupakan buah yang awalnya hidup liar di hutan-hutan
primer dan sekunder Filipina. Namun kini telah menyebar di berbagai negeri
tropis, termasuk Indonesia, di Bogor, Jawa Barat dibudidayakan di pekarangan.
Buah bisbul berbentuk bulat gepeng, berbulu halus seperti beludru. Termasuk
keluarga eboni (suku Ebenaceae) dan berkerabat dengan Kesemek dan Kayu
Hitam. Tak heran jika di negeri asalnya disebut Buah Mabolo atau Buah
Berbulu.Bisbul sudah cukup lama dikenal dan banyak tumbuh di Bogor. Sudah lebih
dari seratus tahun tumbuh di Bogor Selatan, masyarakat setempat, termasuk
pedagang buah, sudah menganggap buah ini sebagai buah khas dari daerah Bogor.
Dan kebetulan juga di daerah lain memang tak ditemukan. Berdasarkan literatur
yang ada, tanaman tersebut diintoduksi ke Jawa, Malaysia pada tahun 1881, dan
juga ke Kebun Raya Singapura, ke Calcuta di India. ”Diduga, bisbul ini beredar
di daerah Bogor karena imbas dari Kebun Raya yang didirikan sejak tahun 1817.
Tanaman ini berbuah terus menerus sepanjang tahun. Dari bunga sampai berbuah
sekitar empat bulan. Buah bisbul umumnya dimakan dalam keadaan segar jika
matang. Daging buahnya juga dapat diiris-iris dan dicampur dengan buah-buahan
lain untuk dijadikan rujak.
B.
Klasifikasi Ilmiah
C.
Morfologi
Bisbul
berperawakan pohon, berkelamin dua dan selalu hijau, tingginya 7-15(-32) m,
diameter pangkal batangnya 50(-80) cm, tajuknya berbentuk kerucut. Daunnya berselang-seling, berbentuk
lonjong, berukuran (8-30) cm x (2,5-12) cm, pinggirannya rata, pangkalnya
biasanya membundar, ujungnya melancip, menjangat; lembaran daun sebelah atas
berwarna hijau tua, berkilap, tak berbulu; lembaran daun sebelah bawah berbulu
perak; daun mudanya berwarna hijau pucat sampai merah jambu, berbulu perak;
tangkai daunnya mencapai panjang 1,7 cm. Bunga-bunga
jantannya tersusun dalam payung menggarpu, di ketiak daun, terdiri atas 3-7
kuntum; tangkai bunganya pendek; daun kelopaknya berbentuk tabung, bercuping 4
yang~dalam, panjangnya kira-kira 1 cm; daun mahkotanya sedikit lebih besar
daripada daun kelopak, berbentuk tabung dan bercuping 4 juga, berwarna putih
susu; benang sarinya 24-30 utas, menyatu di pangkalnya, membentuk
pasangan-pasangan; bunga betina soliter, berada di ketiak daun, bertangkai
pendek, ukurannya sedikit lebih besar daripada bunga jantan, memiliki 4-5(-8)
staminodia. Buahnya bertipe buah
buni yang berbentuk bulat atau bulat gepeng, berukuran (5-12) cm x (8-10) cm,
berbulu beludru, berwarna coklat kemerahan, di pangkalnya ada topi dari kelopak
yang kaku dan tidak rontok; kulit buahnya tipis, tertutup rapat oleh bulu-bulu
pendek yang berwarna coklat keemasan, mengeluarkan bau keras yang mirip bau
keju; daging buahnya berwarna keputih-putihan, keras, agak kering, rasanya
manis, sepet, berbau harum. Bijinya 0-10 butir per buah, berbentuk baji,
ukurannya mencapai 4 cm x 2,5 cm x 1,5 cm. Pohon asal benih cenderung tumbuh
tegak, kadang-kadang hanya memiliki satu batang tanpa cabang. Akan tetapi,
pohon yang berasal dari sambungan perawakannya pendek dan mengeluarkan lebih
banyak cabang lateral. Pohon yang berasal dari semai berbuah 6-7 tahun setelah
ditanam, sedangkan yang berasal dari sambungan 3-4 tahun. Pohon bisbul
bervariasi terutama dalam bentuk dan perbuluan daun serta bentuk dan rasa buah.
Kandungan Nama daerah bisbul di Filipina ialah 'mabolo,' berarti buah berbulu,
mengacu kepada buahnya yang berbulu. Buah bisbul memiliki 60-73% dari bagian
yang dapat dimakan, yang setiap 100 g berisi: air 83,0-84,3 g, protein 2,8 g,
lemak 0,2 g, karbohidrat 11,8 g, serat 1,8 g, abu 0,4-0,6 g, kalsium 46 mg,
fosfor 18 mg, besi 0,6 mg, vitamin A 35 SI, tiamina 0,02 mg, riboflavin dan
niasina 0,03 mg, dan vitamin C 18 mg. Nilai energinya rata-rata 332 kJ/100 g.
D.
Budidaya Buah Bisbul
1. Syarat
Tumbuh
Tumbuh baik di daerah yang beriklim muson, dari 0 m sampai
800 m dpl, dan pada hampir segala tipe tanah. Bisbul sangat tahan terhadap
angin topan. bisbul
berbuah antara Juni-September; namun di Bogor buah telah dapat dipetik antara
Maret-Mei.
2. Pedoman
Budidaya
Diospyros blancoi biasanya diperbanyak dengan benih
yang memerlukan waktu 24 hari untuk berkecambah. Juga dapat diperbanyak secara
vegetatif dengan cangkokan, sambungan mata, atau sambungan pucuk. Cara terakhir
ini dipraktekkan secara komersial di Filipina. Pada sambungan celah digunakan
batang bawah bibit yang berumur 1 tahun. Batang atasnya diperoleh dari cabang
dewasa yang tumbuh pada musim terakhir, yang memiliki kuncup ujung yang tumbuh
balk, dipotong sepanjang 10-12 cm. Anakan pohon yang berasal dari sambungan
dapat ditanam di lapangan dengan jarak tanam 810 m, pada awal musim hujan.
Pohon yang berasal dari semai ditanam di sepanjang jalan dengan jarak tanam
10-15 m.
3. Pemeliharaan
Setelah tanaman tumbuh dengan balk
di lapangan, pohon bisbul hampir tidak memperoleh perawatan apa pun.
Tunas-tunas liar dan cabang-cabang yang bertumpang-tindih seringkali dipangkas;
begitu pula cabang-cabangnya yang menyentuh tanah.
4. Hama dan
Penyakit
Ada laporan mengenai beberapa jenis
serangga yang memakan pucuk dan daun bisbul, seperti kumbang kecil penggulung
daun, siput lunak dan ulat rumpun, cacing kantung, dan serangga bersisik merah.
Akan tetapi dijumpai juga hamahama yang kurang berarti. Tidak diperoleh laporan
mengenai penyakit yang berbahaya.
5. Panen dan
Pasca Panen
Buah bisbul dianggap matang jika
telah berubah dari coklat kehijau-hijauan menjadi merah kusam. Setelah dipanen
buah bisbul dilap dengan secarik kain untuk menghilangkan bulu-bulunya agar
penampilannya lebih menarik. Dalam 3-4 hari buah menjadi lunak dan harum
baunya.
E. Manfaat dan Kegunaan
Buah
bisbul umumnya dimakan dalam keadaan segar jika matang. Rasanya agak manis,
tetapi cukup kering. Daging buahnya juga dapat diiris-iris dan dicampur dengan
buah-buahan lain untuk dijadikan rujak. Kayunya licin dan tahan lama, warnanya
hitam dan banyak dimanfaatkan untuk pembuatan kerajinan tangan. Pohon bisbul sering
ditanam di pinggir jalan. Dalam setiap 100 gram buah bisbul mengandung 2,8 gram
protein, 0,2 gram lemak, 11,8 gram karbohidrat, 1,8 gram serat, 46 mg kalsium,
18 mg fosfor, 0,6 mg zat besi, vitamin A, vitamin C, tiamin, roblavin, dan
energi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar